Warga Bantaran Rel Digusur

1

2

3

4

5

6

7

penggusuran bantaran rel (1).(1)
Warga yang sudah tinggal turun menurun di bantaran rel kini harus minggir karena Kota Medan akan memiliki jalan layang kereta api (elevated railway) yang membentang dari kota Medan hingga Bandara Internasional Kualanamu sepanjang 8 Kilometer.

Proyek ini akan menelan biaya Rp 2,8 triliun dari APBN dan direalisasikan tahun 2016. Banyak warga yang tidak setuju dan ada juga yang pasrah dan setuju karena memang tanah yang mereka tempati milik PT.Kereta Api Indonesia (KAI).

Konsekuensinya 1.600 kepala keluarga harus pindah dari pemukiman pinggir rel sebelum pembangunan jalan layang terlaksana. 1.600 kepala keluarga itu tersebar dari kawasan Pulobrayan, Medan Barat hingga kawasan pemukiman warga sebelum Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang, Sumatera Utara.

Setiap kepala keluarga yang terkena proyek ini hanya akan diberikan dana tali asih Rp. 1,5 juta per kepala keluarga (KK). Saat penggusuran dilakukan, ratusan warga yang tinggal di sepanjang daerah pinggiran rel (DPR) di Jalan Perguruan dan Mandala By Pass, Gang Sabang Kelurahan Bantan Timur, Kecamatan Medan Tembung mengamuk.

Mereka melakukan perlawanan ketika rumahnya hendak dirobohkan, oleh petugas PT Kereta Api Indonesia (KAI) menggunakan buldoser (excavator), Kamis 21 januari 2016 kemarin. Warga bantaran Linda (38) menuturkan mereka sudah turun menurun tinggal di bantaran rel ini.

Apalagi, mereka harus pindah dengan uang tali asih hanya Rp.1,5 juta dari PT.Kai! “Mau kemanalah kami tinggal,” tutur janda dengan tiga anak yang puluhan tahun mencari mencari nafkah di daerah bantaran rel tersebut. “Saya menghidupi ketiga anak saya disini,” ungkap warga yang menjadi korban gusuran itu.(Hery Chaniago)

Close Ads X
Close Ads X