Tokoh Lintas Agama: Edy-Ijeck Mampu Berdiri di Atas Semua Golongan

Medan – Isu suku, agama, ras dan golongan (SARA) di Pilgub Sumut tak terelakkan. Namun, masyarakat diingatkan untuk tetap menjaga kedamaian dan saling menghormati.

Masyarakat juga diminta untuk memilih berdasarkan hati nurani selain berdasarkan agama. Sumut pun didoakan untuk mendapat pemimpin yang amanah, bukan hanya untuk golongan tertentu tapi semuanya. Hal itu tergambar dalam sosok Edy Ramayadi dan Musa Rajekshah.

Hal itu diungkapkan tokoh-tokoh agama, saat bersilaturahmi ke Posko Pemenangan Eramas, Jalan A Riva Medan, kemarin. Pada kesempatan itu, hadir dari tokoh agama Kristen, JA Ferdinandus, Hindu Chandra Bosse, Konghucu JS Tevi Tandijono, Budha The Cin Cai dan Islam Abdurrahim Siregar.

JS Tevi Tandijono mengatakan, pihaknya menyepakati agar pemilu dapat berjalan dengan damai tanpa sebaran fitnah. Masyarakat juga harus cerdas dalam menerima informasi berita yang benar maupun hoaks.

Sementara itu, The Cin Cai, mengungkapkan, karena Pilgub sebelumnya tingkat Golput terbilang tinggi, maka harus diubah agar partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak suara meningkat.

“Semoga Sumut bisa mendapat pemimpin yang amanah, bukan hanya untuk golongan tertentu tapi semuanya. Mari kita menjaga dan mengawasi visi misi yang dijanjikan, semoga bisa dibuktikan. Pilih sesuai hati nurani tanpa dipengaruhi diiming-iming,” ucapnya.

Hal yang sama juga disampaikan tokoh Agama Islam, Abdurahman Siregar. Ia menilai, Edy dan Ijeck merupakan calon pemimpin yang bisa masuk ke semua suku, agama dan elemen masyarakat. Pemimpin tersebut merupakan sosok pemimpin yang diharapkan.

Sedangkan tokoh Kristen, JA Ferdinandus menegaskan, yang terpenting bagi para pemuka agama, Pilkada bisa berlangsung damai.

“Segala sesuatu harus dilakukan atas dasar takut akan Tuhan. Kiranya Pilgub yang akan datang, kita tidak memilih berdasarkan agama, agama itu terlalu murni untuk dipolitisasi. Saya mendukung Eramas, bukan karena agama, tetapi karena yakin Eramas tokoh yang bisa membawa Sumut ini lebih baik,” ujar Ferdinandus.

Ia juga mengaku, sebelum Edy membawa tagline Sumut Bermartabat, ia jauh hari mengatakan agar Sumut meningkatan kemartabatan agar menjadi provinsi yang disegani. Ia juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk tidak memilih seseorang karena termakan fitnah.

“Agama memang harus mempengaruhi pelaksanaan politik, tapi atas takut akan Tuhan agar tidak bermain kotor,” katanya.

Menanggap itu, Edy Rahmayadi berterimakasih dan mengapresiasi semua tokoh agama yang hadir. Pertemuan tersebut, lanjutnya sangat bermanfaat untuk terciptanya kedamaian di Pilgubsu. Ia berharap, agar Pilgub tidak dijadikan ajang untuk memecah belah kerukunan masyarakat Sumut yang multi etnis.

“Yang kita rasakan saat ini ada pemaksaan dari kelompok tertentu demi kepentingannya. Politik akhirnya kekuasaan, tak bisa dipaksakan karena itu amanah rakyat,” katanya.

Disebutkannya, rakyat dibebaskan memilih siapa pemimpinnya jangan sampai dikotak-kotakkan masalah agama. Kalau kekuasaan dipaksakan maka masyarakat akan terkotak-kotak.

“Saya dan Ijeck muslim, kami berpolitik saat ini bukan politik agama tapi agama memayungi sikap politik kami,” pungkasnya.

(swisma/ril/rol)

Close Ads X
Close Ads X