Medan | Jurnal Asia
Puluhan calon haji (Calhaj) Embarkasi Medan menyerbu anggota Komisi III Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI, Prof Dr Damayanti Lubis dan Moh Syibli Syahabuddin saat berkunjung ke Gedung Hijir Ismail, Asrama Haji Medan, Senin (7/9).
Sebanyak 44 Calhaj dari berbagai kelompok terbang (Kloter) Embarkasi Medan itu mengadukan keberangkatannya yang ditunda karena belum memilik visa. Sampai saat Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tidak dapat memastikan jadwal keberangkatan mereka.
Dihadapan anggota DPD RI itu, seorang Calhaj asal Asahan Kloter VII Embarkasi Medan, Ris (69) tidak henti menangis mengadukan nasibnya, termasuk jamaah lain yang berada di Gedung Hijir Ismail tersebut.
“Sudah sebelas hari kami menginap di gedung ini. Sampaai saat ini visa belum selesai dan PPIH Embarkasi Medan belum bisa menjawab keluhan para jamaah yang belum juga diberangkatkan ke Tanah Suci,” ujar Ris.
Selama berada di Asrama Haji, menurut Ris, kebutuhan kian hari semakin bertambah. Uang saku sudah mulai menipis. “Kami sangat berharap agar anggota DPD RI dapat menyahuti aspirasi kami, sehingga kami bisa menunaikan ibah haji ke Tanah Suci,” pintanya.
Selain Ris, Calhaj Kloter VII asal Asahan, Zukahiran Boru Harahap (60) meminta agar anggota DPD RI itu dapat menyampaikan keluahan 44 Calhaj yang belum diberangkatkan ke Tanah Suci kepada Kemenag RI maupun PPIH.
“Selasa, 8 September 2015, Kloter XVII Embarkasi Medan terakhir berangkat ke Tanah Suci. Sedangkan kami belum juga diberangkatkan. Katanya, 44 jamaah akan di berangkatkan melalui embarkasi yang berada di wilayah lain,” ungkapnya menangis.
Mendengar keluhan sejumlah Calhaj di Gedung Hijir Ismail, Asrama Haji Medan, anggota DPD RI, Prof Dr Damayanti langsung memegang pipi para jamaah. “Sabar ya, Bu. Ibu harus banyak-banyak berdoa. Kita akan upayakan agar Calhaj segera diberangkatkan,” ujarnya.
Dikatakan, kedatangan anggota DPD RI ke Asrama Haji Medan untuk melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan haji. Apakah ada kekurangan terhadap musim haji tahun ini. Makanya hal itu tanggungjawab pemerintah dan Calhaj harus berangkat.
Kepala Bidang (Kabid) Humas PPIH Embarkasi Medan, Imam Mukhair mengatakan, 44. Calhaj yang belum berangkat karena visa akan diberangkatkan pada embarkasi di daerah lain. “Kita tidak tahu kapan mereka diberangkatkan. Tapi nama-nama Calhaj sudah kita kirim ke pusat,” pungkasnya.
Dari 44 Calhaj tersebut, Imam merincikan, 19 Calhaj karena visa, 10 pendamping belum selesai visanya, 11 karena sakit dan 4 mendampingi yang sakit. Jadi akibat itu, keberangkatan mereka tertunda ke Tanah Suci. Meski demikian, Calhaj tersebut diminta bersabar.
Dapat Tali Asih
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Tapanuli Selatan (Tapsel) memberikan tali asih kepada calon haji (Calhaj) asal daerahnya sebesar 100 Riyal ditambah Rp500 ribu per orang.
Hal itu dikatakan Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggara Haji dan Umroh Tapsel, H Makruf Siregar SAg kepada wartawan saat melepas keberangkatan Calhaj Tapsel kelompok terbang (Kloter) XVI Embarkasi Medan, Senin (7/9).
Calhaj Tapsel yang diberangkatkan ke Tanah Suci itu, menurut Makruf, berjumlah 105 orang. Namun pada Kloter tersebut tergabung Calhaj asal Medan berjumlah 253 orang, Padang Sidempuan 14 orang dan Deli Serdang 7 orang.
Selain itu, Mandailing Natal (Madina) 1 orang, Asahan 2 orang dan Langkat 3 orang. “Jadi jumlah total seluruhnya yang berangkat mencapai 393 orang, termasuk petugas,” ujar Makruf dihadapan ratusan jamaah dan undangan.
Pelaksanaan Harian (Plh) Bupati Tapsel, Drs H Syahtoat, kata Makruf, berpesan kepada Calhaj agar selalu menjaga kesehatan dan kekompakan, serta melaksanakan ibadah haji dengan baik.
Jamaah Tapsel, jelas Makruf, dilepas Plh Bupati Tapsel di Masjid Al Munawir Sipirok, Sabtu (5/9) dan diberangkatkan ke Asrama Haji Medan (Ahmed) dengan bus. Calhaj tiba di Ahmed, Minggu (6/9) sekira pukul 08.30 WIB.
Kepala Seksi (Kasi) Katering Daker Madinah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Evy Nuryana mengatakan, jamaah haji Indonesia yang tersesat akan mendapatkan makanan gratis dari PPIH.
“Penyediaan konsumsi gratis untuk mengantisipasi jamaah yang lapar dan haus selama mereka mencari jalan pulang ke pemondokan. Konsumsi yang diberikan sudah dihitung kadar kecukupan gizinya,” ucapnya.
(mag-04)