Sumut Targetkan Sumbang Padi Nasional 1.642.300 Ton

Medan | Jurnal Asia
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Kodam I Bukit Barisan menargetkan pada tahun ketiga atau 2017, surplus padi di Sumut sudah mencapai 1.642.300 ton se­hingga dipastikan membantu program swasembada pangan nasional yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiga tahun ke depan.

“Pemprov Sumut dan Kodam I BB sudah siap untuk menjalankan peningkatan produksi padi dan lainnya dalam kaitan Program Swasembada Pangan yang dicanangkan Presiden Jokowi,” kata Pangdam I/BB Mayjen TNI Winston Pardamean Simanjuntak bersama Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugoho di Medan, Rabu (7/1).

Dia mengatakan itu usai rapat membahas program swasembada pangan di Sumut terkait Program Swasembada Pangan Presiden Jokowi dalam waktu tiga tahun ke depan di Kantor Gubernur Sumut bersama jajaran SKPD terkait.

Ditegaskannya, rapat Kodam I dengan Pemerintah Provinsi Sumut (Pemprovsu), adalah untuk semakin memantapkan program swasembada pangan itu.”Saya harus melaporkan kesiapan Sumut dalam program itu kepada Kasdam dan menteri terkait di Jakarta dalam waktu dekat,” kata Pangdam.

Menurut Pangdam yang didampingi Gubernur Sumut H Gatot Pujo Nugroho, secara teknis program swasembada pangan di Sumut sudah rampung dibicarakan dan disepakati. Namun tentunya perlu dukungan Pemerintah Pusat, khususnya untuk menjaga pemasaran, ke­stabilan harga jual padi/beras, bantuan pupuk hingga pembangunan irigasi untuk ke­perluan penanaman padi itu.

“Program swasembada pa­­ngan bukan hal yang sulit untuk dipenuhi di Sumut karena sebelumnya juga sudah swasembada.Yang terpenting Pemerintah harus mampu me­njaga agar harga- harga komoditas pangan bisa stabil di pasar untuk merangsang petani bertanam,” katanya.

Dia menyebutkan, pem­bangun­­an dan perbaikan irigasi untuk kepentingan program swasembada pangan hingga tiga tahun ke depan itu untuk luasan lahan 180ribuan hektare hingga 200ribuan hektare. Sementara lahan irigasi yang sudah disetujui oleh Kementan diperbaiki di tahun 2015 seluas 18.450 hektare antara lain di Kabupaten Deliserdang 1.200 hektare,Serdang Bedagai 2.300 hektare, Simalungun 2.000 hektare dan ada di Asahan, Batubara, Labuhanbatu dan Labuhanbatu Utara.

“Itu yang akan dilaporkan ke pusat. Tetapi tidak tahu apakah nanti dananya pusat semua atau bagaimana,” tandas Pangdam.
Selain itu, jelasnya, perlunya bantuan pupuk karena pupuk masih sangat terbatas. Adapun peran TNI dalam program itu adalah membantu dalam segala hal termasuk mengawal bahkan “mempelotin” semua sisi mulai mengawal pembangunan irigasi, pendistribusian benih, pupuk hingga penanaman dan panen.

“Tujuan semuanya untuk ter­capainya penambahan produksi dalam rangka program swasembada pangan Indonesia yang direncanakan Presiden Jokowi hingga tiga tahun ke depan,” tegasnya lagi.
Pangdam menegaskan, keikutsertaan Kodam I/BB membantu rakyat dan pemerintah itu sendiri adalah salah satu tugas pokok TNI. ia menjelaskan, setelah rapat koordinasi pertama 18 Desember 2014, maka pelatihan terkait program itu akan dimulai 12-16 Januari untuk tingkat Kodam dan 26-30 Januari tingkat Kodim. Pelatihan meliputi peningkatan produksi pertanian, perikanan dan peternakan.

Gubernur Sumut H Gatot Pujo Nugroho mengatakan, dewasa ini dengan kondisi irigasi yang belum memadai, Sumut sudah swasembada pangan. “Jadi kalau ada penambahan irigasi, lahan baru dan produktivitas yang dinaikkan dan lain-lainnya tentunya tambahan produksi beras tidak perlu diragukan,” katanya.

Menurut Gubsu, pada tahun 2014, produksi pada di Sumut sudah 3.604.602 ton dan pada 2015 naik menjadi 4.155.590 ton. Adapun pada 2016 dan 2017, produksi menjadi 4.711.056 ton dan 5.161.603 ton. “Jadi hingga tahun ke tiga kenaikan produksi padi Sumut sudah mencapai 1.334.270 ton,” katanya.

Menurut Gubernur, pe­ningkatan produksi padi di Sumut bisa dilakukan di semua daerah penghasil. Dia juga menegaskan, untuk peningkatan produksi bukan saja memerlukan penambahan luas areal tetapi juga produktivitas dan itu sudah dilakukan Pemprov Sumut.
(andri)

Close Ads X
Close Ads X