Medan – Perguruan tinggi (PT) memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam upaya penanggulangan ataupun pengurangan risiko bencana alam. “Perguruan tinggi punya dasar-dasarnya baik dari ilmu sosial hingga serta sumber daya manusia yang memadai untuk menjamin penggunaan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penanggulangan bencana,” kata Rektor Institut Teknologi Medan (ITM), Dr Mahrizal Masri di kampus tersebut akhir pekan kemarin.
Menurutnya, peran dan kapasitas perguruan tinggi dalam penanggulangan bencana bisa meliputi beberapa hal, seperti penelitian, teknologi terapan, pusat pendidikan dan latihan, asistensi, program studi, pusat studi bencana hingga relawan.
Namun dia menyayangkan saat ini para ahli geologi di Sumut masih minim, padahal Kepulauan Sumatera merupakan kawasan rawan gempa. Menurutnya, para ahli geologi kini masih terpusat di Pulau Jawa, pasalnya sebagian besar perguruan tinggi disana membuka program studi yang fokus pada bidang kebencaan tersebut. Sedangkan di Sumut saat ini selain ITM juga ISTP.
Disebutkannya, keberadaan teknik geologi saat ini di Indonesia sedang “booming” bisa mengetahui tentang kedahsyatan kegempaan dan juga memprediksi bencana secara ilmiah. Begitu akan pentingnya pemahaman teknik geologi, ITM telah melakukan berbagai kerjasama dengan Pemkab/Pemko se-Sumut dengan memberikan pelatihan, pengetahuan, dan pembelajaran dengan mengirimkan para ahlinya kelokasi tersebut.
“Kita harapkan dengan pelatihan tersebut, maka masyarakat akan sadar akan pentingnya memahami teknik geologi, karena itu kita menawarkan solusi upaya penanggulangan bencana alam,” katanya.
Selain mengoptimalkan peran-peran strategis upaya pengurangan risiko bencana tersebut, ITM juga melalui peduli bencana, relawan melakukan pelatihan dan pendidikan sebagai upaya memberikan pencerahan mengenai penanggulangan bencana.
Dia mengingatkan salah satu bencana alam yang harus diwaspadai, yaitu erupsi gunung berapi, seperti di Gunung Sinabung. Karena itu perguruan tinggi berperan misalnya melakukan pemetaan maupun pemberdayaan terhadap masyarakat tentang pentingnya upaya pengurangan risiko bencana.
(swisma)