Netralitas PNS di Pilkada Medan Dibahas

Medan | Jurnal Asia
Wacana pembentukan satuan tugas (satgas) khusus untuk pengawasan tindak lanjut da­ri pelanggaran netralitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pilkada oleh Kemenpan RB dan Kementrian Dalam Negeri sea­kan menegaskan bahwa isu netralitas PNS masih akan meno­dai perhelatan Pilkada Serentak 2015. Demikian latar belakang dia­log publik yang akan diadakan Me­dan Jurnalis Club (MJC) di Medan Club Jalan Kartini (be­lakang kantor Gubsu, Senin (31/8).

Edison Tamba dan Irfan Az­mi Silalahi, selaku panitia kegia­tan tersebut mengatakan, ber­beda dengan TNI/POLRI yang memang secara jelas sesuai undang-undang diharuskan net­ral tanpa hak pilih, PNS ada di area abu-abu.

PNS secara tegas dilarang menjadi pengurus atau anggota par­tai politik, tapi mereka memili­ki hak pilih. PNS sebagai war­ga negara yang mempunyai hak pilih, diperbolehkan mengikuti kampanye serta menyuarakan dukungan terhadap pasangan calon walikota tertentu. Namun, dilarang mengajak atau meng­imbau siapapun termasuk ang­gota keluarganya, untuk memilih calon tersebut.

“Isu netralitas PNS ini kerap­kali jadi batu sandungan bagi calon petahana. Bahkan isu ini menjadi senjata bagi lawan untuk memojokkan petahana. Nah, dalam dialog publik nanti, Pak Eldin, calon petahana, akan menjelaskan seluas-luasnya mengkonter isu miring ini,” tegas Edison Tamba.

Sesuai data BPS terakhir, di kota Medan, ada sekitar 2.700 PNS. Walaupun relatif kecil dibanding perkiraan pemilih yang pada Pilpres lalu, yakni 1.746.831 jiwa, para aparatur sipil negara ini merupakan tokoh populer yang dapat mempengaruhi pe­milih di lingkungannya.

Informasi yang diperoleh, dialog publik ala “Indonesia Lawyers Club” di tv nasional ini, akan dihadiri sejumlah pihak yang berkaitan langsung, antara lain, Drs Dzulmi Eldin MSi, Ir Akhyar Nasution, Drs Ramadhan Pohan MIS, Dr Eddie Kesuma, para Komisioner KPU Medan, para komisioner Panwaslukada Medan, Farid Wajedi selaku Kepala Inspektorat Pemko Me­dan, Kapolresta Medan Kom­bes Pol Mardiaz Kusin DH, Abyadi Siregar, Dadang Darmawan, dan 70an jurnalis di ibukota Provinsi Sumut. (andri)

Close Ads X
Close Ads X