Keterlibatan Aparat Penyebab Narkoba Sulit Diberantas

Medan – Wagubsu Dr Nurhajizah Marpaung mengatakan, peredaran narkoba di Sumut dan di Indonesia secara umumnya menjadi sulit untuk diberantas karena masih adanya keterlibatan aparat di dalamnya. Oleh karenanya untuk meminimalisir peredaran tersebut, maka aparat mulai dari angkatan laut, angkatan udara, angkatan darat dan Polri harus bersih.

Hal itu diungkapkan Wagubsu saat menerima kunjungan kerja Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Strategi Pertahanan Balitbang Kementerian Pertahanan RI, Laksmana TNI Agus Rustandi, bersama Ketua Tim Peneliti Dr Ernalem Bangun, beserta anggota tim. Turut hadir Staf Ahli bidang Hukum Provsu Nouval Mahya dan Kepala Biro Otda Provsu Basyarin Tanjung.

Dikatakan Nurhajizah, peredaran narkoba selama ini tidak akan leluasa beredar kalau tidak ada keterlibatan aparat di dalamnya. “Makanya aparat kita juga harus bersih. Bohong saja kalau narkoba bisa beredar kemana mana tanpa adanya keterlibatan aparat. Makanya kalau kita berani, kita harus bersih semuanya, mulai dari angkatan laut kita, angkatan darat, angkatan udara hingga Polri, jangan ada lagi keterlibatan kita dalam peredaran narkoba,” terang Nurhajizah, Senin (14/8).

Lebih lanjut dikatakan Nurhajizah, peredaran narkoba sudah sangat massif karena korbannya sudah menyasar ke berbagai lini dan usia. “Paling kita khawatirkan saat ini adalah anak-anak sekolah kita. Jangan sampai mereka menjadi korban, karena merekalah generasi penerus kita,” ujar Nurhajizah.

Oleh karena itulah, Nurhajizah mengatakan Pemprovsu akan mengimbau pihak sekolah dalam hal ini yang menjadi kewenangan Pemprovsu yakni SMA/SMK, agar guru-guru di sekolah tidak boleh sembarangan merokok.

“Cikal bakal mengkonsumsi narkoba itu adalah rokok, makanya di sekolah kita juga imbau agar guru-guru tidak boleh sembarangan merokok,” kata Wagubsu.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Strategi Pertahanan Balitbang Kementerian Pertahanan RI, Laksmana TNI Agus Rustandi mengatakan, kunjungan kerja yang mereka lakukan ke Sumut ini dalam rangka meneliti darurat narkoba untuk keselamatan bangsa dan keberadaan ISIS di Sumut.

“Untuk penelitian darurat narkoba ini, kami juga sudah ke Samarinda, Riau, Batam, Yogyakarta dan Jakarta,” ujar Agus.

Hal ini dilakukan pihaknya, lanjut Agus sebab berdasarkan survey BNN dan Puslitkes UI tahun 2015, Sumut merupakan peringkat 2 Provinsi dengan prevalensi penyalahgunaan narkoba tertinggi di Indonesia setelah DKI.

“Kalau dari hasil penelitian itu Sumut prevelansinya nomor dua, karena nomor 1 itu DKI, nomor 3 Samarinda dan nomor 4 itu Riau. Selama ini peredaran narkoba sulit kita hindari, karena produsen narkoba dari luar negeri begitu massif. Selain itu, Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga pintu masuk narkoba itu sangat banyak. Apalagi 3 perbatasan darat kita berbatasan dengan negara lain, dan 10 perbatasan laut berbatasan dengan 10 negara,” terangnya.

Diharapkan Agus, dengan kehadiran pihaknya ke Sumut sekaligus melakukan diskusi bersama instansi terkait di Sumut, Selasa (15/8) pihaknya dapat memperoleh data sebagai masukan bagi pembuatan model strategi pencegahan kejahatan narkoba. Sehingga dengan pencegahan efektif akan dapat dilahirkan generasi penerus yang sehat dan menjiwai nilai-nilai bela bangsa, sehingga akan dapat mewujudkan keselamatan bangsa. (andri)

Close Ads X
Close Ads X