Identifikasi 16 Korban Banjir Bandang Selesai, Lima Jasad Masih Belum Ditemukan

data laporan orang hilang
Medan | Jurnal Asia
Tim Disaster Victim Identification (DVI) telah mengidentifikasi identitas 16 jasad korban, akibat musibah banjir bandang di Telaga Dua Warna, Desa Durin Sirugun, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Rabu (18/5). Sedangkan lima korban lainnya, hingga kini masih belum ditemukan.

“Seluruh 16 jenazah yang dievakuasi telah teriden­­tifikasi. Berdasarkan catatan kita yang masih hilang ada 5 orang, dan kita harap agar segera ditemukan agar se­gera diidentifikasi lagi,” ujar Wakil Ketua Tim DVI Polda Su­mut Kombes Pol dr Farid Amansyah kepada sejumlah warta­wan di Rumah Sakit Umum Bhayangkara Jalan KH Wahid Hasyim Medan.

Diungkapkannya, jasad yang identitasnya diketahui, Rabu kemarin yaitu, Muchlis Alaudin (22) warga Dusun V Kelurahan Paluh Manan, Kecamayan Hamparan Perak, Deli Serdang, Zulhamdi Sakti Wicaksana (22), warga Jalan Matahari IV Blok VI No 254, Ahmad Al Hakim (21), warga Pasar Sibuhuan, Barumun Padang Lawas, Siti Nuriada (20), warga Glugur Kota Jalan Kl. Yos Sudarso, Medan, Ningsi Trivila (20), warga RT 01 Desa Pelompek, Gunung Tujuh, Kerinci, Jambi; dan Rizky Juliani (20), warga Huta Bargot Nauli, Madina.

Selasa (17/5), 9 jenazah yang identitasnya diketahui yakni, Rafki (22), warga Kampung Bukit, Pasir Pangarayan, Rokan Hulu, Riau, M Gusti Dwi Prasetyo (21), Jalan Ke­muning V No 302, Helvetia, Muhammad Iqbal (21), war­ga Jalan Matahari 5 No 206, Helvetia, Rizki Ayu Zahra Nasution (18), warga Desa Sigalapung, Kuta Raja Tinggi, Padang Lawas; Dwi Hastuti Ningsih (20), warga Jalan Teladan No 7, Medan.

Melida Gunung Sari Chaniago (22), warga Pasar Gunung Tua, Padang Bolak, Padang Lawas Utara, Ade Riana Sihombing (21), warga Padang Sidimpuan, Gustinaris Diah Pratiwi (17), warga Desa Kedung Salam, Donomuly, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dan Wazzah Hajirah (20), warga Dusun II Parsiluman, Desa Bandar Selamat, Aek Kuo, Labuhan Batu Utara.

Sementara pada Senin (16/5) malam, satu jenazah yang pertama dikenali atas nama, M Riyanto Fandi (25). Dia merupakan warga Jalan Pelajar Timur No 17, Gang Mestika, Medan. “Seluruh jasad dikembalikan kepada keluarga, ini merupakan operasi kemanusiaan. Sudah ada biaya untuk anggota kita yang bekerja, kita punya DIPA anggarannya, jadi tidak ada kutipan. Semua gratis,” ungkapnya.

Setelah seluruh jasad identitasnya diketahui, Farid mengatakan Posko Ante Mortem tetap dibuka, menunggu jenazah lain yang masih dalam proses pencarian. Adapun, lima orang yang sudah dilaporkan hilang antara lain, Mirzano, Eka Nurul Rahmanja, Priarmando Gurusinga, Gunawan dan Dora Safitri. “Jenis kelaminnya 3 laki-laki dan 2 perempuan,” tandasnya.

Masih Terus Dicari
Upaya pencarian korban bencana banjir bandang tersebut masih terus dilakukan tim gabungan. Namun meski telah memasuki hari ke-4, Tim gabungan belum juga berhasil menemukan kelima korban sesuai nama yang terdaftar di Posko Basarnas, dan hanya menemukan barang-barang diduga milik para korban.

Ketua Basarnas Medan selaku Ketua Tim gabungan Pencarian, Zainul Thahar kepada sejumlah wartawan, Rabu sore mengatakan, memasuki hari ke-4, proses pencarian korban bencana alam banjir bandang dimulai sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Personil yang bekerja dibagi dalam 5 tim, di mana masing-masing tim beranggotakan 30 orang (personil).

“Sampai pada etape atau tahapan pencarian hari ke-4 ini, masing-masing tim yang melakukan upaya pencarian di hilir sungai Pemandian Alam Dua Warna, belum juga berhasil menemukan korban yang yang tersisa maupun tanda-tandanya,” katanya.

“Kecuali barang-barang yang diduga milik para korban ada ditemukan, seperti dompet, tas, snack, power bank, ATM Bank BRI, peralatan kemping, Foto, STNK atas nama Fatimah Rani Nasution. Barang ini ditemukan di lokasi Lau Mentar, tak jauh dari lokasi kejadian.

Sekarang seluruh barang temuan itu sudah kita serahkan kepada pihak IC,” sambung Zainul. Mengenai strategi untuk pencarian hari ke-5, Kamis (19/5), Zainal mengaku, pihaknya akan melakukan perubahan metode.

“Kami akan mengubah metode, kembali pada titik awal di daerah terjadinya longsor. Hal ini kita lakukan berdasarkan informasi yang diterima dari masyarakat. Makanya, Kamis (19/5), penyisiran dilakukan mulai dari hilir kawasan sungai Sembahe hingga ke lokasi terjadinya musibah longsor kawasan Pemandian Alam Dua Warna Desa Durin Sirugun. Kita juga akan menambah peralatan seperti alat penggalian pemotongan. Diantaranya adalah sekop, linggis, alat pemotong, kemudian alat untuk mengungkitnya,” sebutnya.

Dijelaskannya, untuk personil yang diturunkan melakukan pencarian, pada hari kelima,sebanyak 150 personil. Tim yang bekerja hari ke-4 akan istirahat dan dilanjutkan dengan tim yang istirahat pada Rabu kemarin.

“Kami belum menentukan pencarian dilakukan selama berapa hari, tapi sesuai prosedur selama 7 hari. Namun, bisa juga diperpanjang jika memang ada informasi yang kita terima dari masyarakat,” ujarnya.

Ditanya soal persentae keberhasil pencarian yang dilakukan Kamis, Kepala Basarnas Medan ini belum bisa memastikannya. “Karena ini masalah pergeseran air, dimana kemungkinan para korban berada di bawah sedimentasi endapan lumpur,” kata Zainul.

Nah, ketebalan sedimen endapan lumpur dengan luas cakupan sungai yang semula lebarnya hanya 5 sampai 7 meter, saat ini menjadi 10 sampai 15 meter, telah menjadi kendala pencarian.
Ditegaskannya, tim SAR juga siap melakukan upaya pencarian terhadap korban, baik yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar, jika memang ada laporan yang masuk dari masyarakat yang mengaku keluarga mereka juga hilang dari lokasi kejadian.

“Apapun yang kami terima informasi dari masyarakat, akan kami terima dan evaluasi untuk mengecek kebenarannya. Intinya, akan tetap dilakukan pencarian, karena bisa jadi korban yang ditemukan itu namanya tidak ada terdaftar,” terangnya.

Sepeda Motor Belum Diambil
Sementara, pihak keluarga korban bencana banjir bandang juga belum mengambil 11 unit sepeda motor yang dikendarai para korban yang telah diamankan di Mapolsek Pancur Batu. Pihak keluarga korban masih fokus mengurus anak mereka di RSU Bayangkara yang telah teridentifikasi untuk disemayamkan ke rumah duka.

“Sepeda motor yang dikendarai para korban belum ada yang diambil pihak keluarga dari Mapolsek Pancur Batu,” ujar Kapolsek Pancur Batu Kompol Frido Gultom. Untuk mengambil sepeda motor tersebut, terangnya, pihak keluarga wajib membawa BPKB, STNK, kartu keluarga korban dan KTP si pengambil sepeda motor.

“Ke-11 sepeda motor yang kita bawa dari lokasi parkir Pemandian Alam Dua Warna itu diamankan ke Polsek Pancur Batu pada, Selasa (17/5) sore. Kita harapkan kepada keluarga korban agar mengambil sepeda motor tersebut dengan melengkapi bukti-bukti yang kita sebutkan tadi,”sebutnya.

Dijelaskannya, bagi pihak keluarga yang ingin mengambil sepeda motornya yang kondisinya masih utuh dengan stang terkunci itu, dapat melaporkan ke bagian lalulintas ataupun Reskrim Polsek Pancur Batu. (bowo)

Close Ads X
Close Ads X