Hujan Batu Warnai Penertiban PKL, Petugas Satpol PP Cidera

Penertiban PK 5 jalan Rakyat Simp Pelita I (5)
Medan | Jurnal Asia
Usai melakukan penertiban pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Sutomo beberapa hari terakhir, Sabtu (19/3) dinihari petugas Satpol PP Kota Medan menertibkan PKL dikawasan Jalan Rakyat Simpang jalan Pelita I Medan, kemudian pada Minggu dinihari (20/3) di Jalan Perjuangan simpang Jalan Ibrahim Umar.

Kendati berhasil membubarkan ratusan pedagang yang tengah menggelar dagangan, pada saat bersamaan ada seorang petugas harus menerima hantaman batu yang mengenai pelipisnya, sedangkan di Jalan Rakyat dua petugas juga terkena lemparan batu, dari aksi hujan batu yang sempat dilakukan pedagang dalam member perlawanan dari aksi penertiban.

Peristiwa tersebut terjadi saat tim gabungan melakukan penertiban di kedua jalan baik Jalan Rakyat dan Jalan Perjuangan Simpang Jalan Ibrahim Umar. Ratusan pedagang emosi karena truk maupun mobil “pick-up” yang membawa sayuran dan buah tidak bisa memasuki kawasan tersebut menyusul pemblokiran ketat yang dilakukan tim gabungan.

Apalagi pasca empat hari pe­nertiban yang dilakukan ini, aktifitas jual-beli mereka ter­kendala. Selain menolak pe­nertiban, warga yang menerima ke­­untungan atas kehadiran para pe­dagang juga membantu me­nyem­bunyikan barang dagangan beserta pe­milik­nya di rumah mereka dari kejaran tim ga­bungan. Begitu tim gabungan mening­galkan lokasi, para pe­dagang pun mengeluarkan da­gangannya dan kembali me­la­kukan aktifitas jual-beli.

Kondisi inilah yang membuat tim gabungan kesulitan me­laku­kan penertiban. Di saat tim sibuk mengindentifikasi kerumunan untuk memastikan warga dan pe­dagang, salah seorang petugas Satpol PP, Edi Suranta Surbakti (25) menjerit dan roboh serta tak sadarkan diri setelah pelipis ka­nannya terkena lemparan batu. Me­nurut beberapa rekannya, batu be­rasal dari rumah salah seorang warga yang banyak ditongkrongi laki-laki.

Kasatpol PP M Sofyan, terlihat emosi dan memasuki rumah yang ditengarai sebagai asal pelemparan. Namun tak seorangpun pelaku pelemparan ditemukan. Semua laki-laki yang ada di tempat itu mengaku bukan pelakunya. Sebagai gantinya, Sofyan memerintahkan anggotanya mengangkut sejumlah goni berisi sayuran dan becak barang bermotor dari depan rumah tersebut.

Melihat kondisi Edi kritis, Sofyan kemudian memerintahkan anggotanya untuk membawa korban menuju RSUP dr Pirngadi guna menjalani perawatan inten­sif. Selanjutnya, Sofyan beserta tim gabungan bertahan di lokasi itu sampai pukul 05.30 WIB sehingga membuat para pedagang panik lantaran tak dapat berjualan.

Diketahui, di Jalan Rakyat sebelumnya dalam mempertahankan dagangannya, para pedagang selain memaki juga melempari tim gabungan dengan batu. Akibatnya, menyebabkan dua petugas Satpol PP atas nama Rio Tarigan dan Prayogi terluka. Rusuk kanan Rio bengkak akibat hantaman batu, sedangkan pergelangan tangan kirinya terluka akibat dicakar dua pemuda yang coba menghentikan aksinya pada saat mengangkut dagangan milik pedagang.

Sebaliknya, Prayogi menga­lami luka di rahang kanannya. Keduanya langsung mendapatkan perawatan dari petugas medis Dinas Kesehatan. “Selain diserang 2 pemuda, kami juga dihujani batu dari arah bangunan rumah. Begitu aku dan Prayogi terkena lemparan, kawan-kawan langsung mengejar kearah bangunan rumah. Namun yang melakukan pelemparan tidak berhasil diamankan, mereka langsung melarikan diri usai melakukan pelemparan,” kata Rio sambil meringis kesakitan.

Meski para pedagang dan kuli bongkar muat melakukan perlawanan, Sofyan tidak habis akal, dengan menginstruksikan tim gabungan meneruskan penertiban. Barang dagangan para pedagang berupa sayuran langsung diangkut ke truk dan mobil “pick-up”. Namun tidak semua dagangan bisa diamankan, sebab konsentrasi massa semakin bertambah sehingga rentan menimbulkan gesekan.
Khawatir timbul jatuhnya korban, Sofyan setelah ber­koordinasi dengan aparat TNI dan Polri akhirnya memutuskan meninggalkan lokasi.

Ka Satpol PP dalam keterangan­nya, mengaku penertiban yang dilakukan masih belum maksimal. Untuk itu mereka akan melakukan evaluasi sehingga penertiban berikutnya akan lebih baik lagi. “Kita akan melakukan evaluasi dengan seluruh unsur terkait yang tergabung dalam tim gabungan ini. Kita akan tempuh langkah-langkah lain, termasuk mengatasi pedagang yang berjualan di kawasan Jalan Rakyat ini,” jelas Sofyan.

Ada kemungkinan tambah Sofyan, mereka akan melakukan pemblokiran seluruh akses masuk Jalan Rakyat dan kawasan Medan Perjuangan. Hal itu dilakukan untuk menutup ruang para pedagang berjualan. “Penutupan akses masuk Jalan rakyat dan kawasan Medan Perjaungan sudah menjadi pembicaraan kita dalam rapat yang dipimpin Bapak Wakil Walikota Medan beberapa waktu lalu. Mungkin ini akan kita terapkan dalam penertiban berikutnya. Jika mereka ingin berjualan, tempatnya di Pasar Induk,” tegasnya.

Lebih lanjut, saat disinggung mengenai dagangan para pedagang yang berhasil disita tim gabungan, Sofyan menegaskan bisa diambil kembali. Namun pengambilannya tidak di Markas Satpol PP Jalan Adinegoro Medan, melainkan di Pasar Induk, Kelurahan Lau Cih, Kecamatan Medan Tuntungan. “Kita sengaja melakukan ini agar mereka mau datang dan melihat kondisi Pasar Induk. Siapa tahu setelah melihat, mereka mau dan tertarik berjualan di Pasar Induk,” ungkapnya.

Dikunjungi Wakil Walikota
Wakil Walikota Medan, Ir Akhyar Nasution mengunjungi petugas Satpol PP yang mengalami luka saat insiden pelemparan PKL. Minggu (20/3) pagi, sekitar pukul 09.00 WIB, Akhyar bersama istri menjenguk Edi Suranta yang tengah menjalani perawatan serius di kelas 3 RSUP dr Pirngadi Medan.

Kepada korban yang masih terbaring lemah didampingi ibundanya, Akhyar minta untuk tetap kuat dan tabah atas musibah yang dialami. Selanjutnya Akhyar yang baru selesai mengikuti acara “Car Free Day” di depan rumah dinas Walikota Jalan Sudirman, mendoakan agar Edi cepat sembuh dan bisa bertugas kembali.

Sedangkan kepada pihak rumah sakit, Akhyar berpesan agar memberikan pelayanan medis sebaik-baiknya agar Edi cepat sembuh. Untuk mem­per­cepat penyembuhan dan pelayanan medis lebih maksimal, Akhyar minta agar Edi dipindah dan dirawat di ruang VIP RSUP dr Pirngadi. “Seluruh biayanya saya pribadi yang membayarnya,” kata Akhyar.

Sementara itu Kasatpol PP Kota Medan, M Sofyan menegaskan, meski sudah 3 anggotanya menjadi korban aksi brutal para pedagang tidak akan menghalangi penertiban yang dilakukan. Tim gabungan sudah berkomitmen penuh menindaklanjuti perintah Walikota Medan, Drs H T Dzulmi Eldin S MSi untuk membersihkan kawasan Jalan Sutomo dan sekitarnya dari pedagang kaki lima.

Dan, agar penertiban efektif, Sofyan berharap agar SKPD terkait sudah bisa melaksanakan tugasnya untuk menata ka­wasan Jalan Sutomo, seperti me­lakukan pembersihan, pe­ngo­rekan drainase, perbaikan infrastruktur jalan, perbaikan dan pembuatan taman serta menerangkan kawasan tersebut. “Jika itu dilakukan, saya yakin para pedagang akan berpikir untuk berjualan kembali. Apalagi kita terus melakukan penertiban!” jelas Sofyan. (Mag-01/rel)

Close Ads X
Close Ads X