GMKI Medan Desak Pengesahan Rancangan Undang-Undang Kekerasan Seksual

Aksi : Massa sedang melakukan aksi di depan gedung DPRD Sumatera Utara. Vii

Medan | Jurnal Asia

Puluhan Massa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Medan menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Sumut Jalan Imam Bonjol Medan, Senin (10/12). Mereka menuntut supaya rancangan Undang-undang kekerasan seksual segera disahkan.

Aksi tuntutan tersebut digelar dikarenakan dari catatan Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), sejak tahun 2014 Indonesia dikatakan sudah memajukan status darurat kekerasan perempuan. Setiap tahun angka tersebut tidak pernah turun.

Hal tersebut dibuktikan bahwa dari catatan Komnas Perempuan 2018 terungkap bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan meningkat 25 persen dari 259.150 kasus pada 2016 menjadi 348.446 pada tahun 2017. Kekerasan seksual menempati peringkat pertama dalam ranah publik sebanyak 2.670 kasus. Dan ruang pribadi sebanyak 2.979 kasus.

Menurut Koordinator Viky Pardede menyampaikan bahwa berdasarkan data tersebut menuntut supaya masyarakat turuntangan dan melawan kekerasan.

“Sudah seharusnya seluruh lapisan masyarakat turun tangan dalam melawan kekerasan terhadap perempuan sebagai bentuk penghargaan terhadap nilai-nilai kebangsaan,” tegasnya.

Lebih lanjut dalam orasinya menuntut kekerasan dalam bentuk apapun terhadap perempuan termasuk kekerasan berbasis identitas suku, agama, kepercayaan, ras, orientasi seksual dan identitas gender harus dilawan.

Senada dengan hal tersebut James Sinaga dalam orasinya mendorong negara melalui pemerintah untuk segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Anti Kekerasan seksual.

“Mendorong pemerintah untuk segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Anti Kekerasan Seksual sebagai bentuk perlindungan hukum kepada perempuan terbebas dari kekerasan seksual,” tegasnya.

“Kepada seluruh masyarakat, media, pemerintah siapapun itu untuk selalu mendengar perempuan korban kekerasan seksual sebagai bentuk empati sebagai rasa penghargaan terhadap kemanusiaan. Demi terwujudnya keadilan HAM dalam tantanan sosial yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan,” tandasnya.

Di dalam sela-sela aksi tersebut massa aksi menggelar drama bagaimana kekerasan terhadap perempuan hari ini masih marak terjadi di negara Indonesia yang sudah merdeka. (vii/net)

Close Ads X
Close Ads X