Dishub Diminta Tengahi Kisruh Gojek dan Betor

Medan – Perseteruan antara dua moda transportasi yang berujung tindak kekerasan, membuat Anggota DPRD Sumut Komisi A Brilian Mochtar angkat bicara. Ketika menyambangi Polsek Medan Baru, dirinya meminta agar Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sumut turun tangan menyelesaikan persoalan ini.

“Saya terima kasih kepada pihak kepolisian yang cepat menanggapi masalah ini,” ujarnya.

Brilian juga menyarankan, agar kedua belah pihak yang berseteru agar dapat saling berdamai secara kekeluargaan, agar situasi ‘panas’ yang terjadi akhir-akhir ini, dapat mereda. “Antara yang dipukul dan memukul juga dapat damai,” sarannya.

Namun, dirinya meminta agar Dishub peka dan segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini. “Saya minta Dishub turun tangan menjelaskan terhadap Gojek, Becak, Taksi, dan yang lain yang berhubungan karena ini kan berebut pangsa pasar ini,” pintanya.

“Dijelaskan sehingga ada plafonnya, saya juga tidak mau Go-Jek itu tidak ada plafonnya di Medan, Grab juga, semuanya juga, berapa unit plafonnya seratus, dua ratus unit,” sambungnya.

Brilian mencontohkan, ketika masuknya Taksi Blue Bird ke Medan, sempat terjadi keributan. “Tapi bisa diamankan, karena plafonnya jelas,” ucapnya.

Seiring dengan ketegasan Pemerintah dalam hal ini Dishub, dalam menyikapi permasalahan moda transportasi ini, diharap dapat melindungi pelaku transportasi umum.

”Jadi pemerintah ini kan melindungi orang cari makan jadikan harus ada plafon plafonnya semua harus ada izin yang jelas kalau gak kasihan polisi menangani masalah ini,” tandasnya.

Catatan wartawan, dalam sepekan ini, keributan antara dua moda transportasi masal “pecah” di Medan, Selasa (21/2) sore, ratusan penarik becak motor (betor) ‘serbu’ kantor PT Gojek Indonesia di Jl.Perintis Kemerdekaan Medan.

Dengan mengendarai kendaraan roda tiga, dan satu unit mobil Pick Up yang membawa pengeras suara, ratusan penarik betor yang berang, berbondong-bondong menyerbu Kantor Gojek.

Penolakan transportasi online oleh moda transportasi konvensional semakin memanas, Rabu (22/2) kemarin, pengemudi beca motor (betor) yang menuntut Pemko Medan menghapus sistem transportasi berbasis online, berbuat nekad melakukan sweeping dan penganiayaan terhadap driver Go-Jek dan Taksi Grab.

Tindakan ini memicu bentrok antara pengemudi betor dengan driver Go-Jek yang ‘pecah’ di depan Stasiun Kereta Api Medan, Jl. Stasiun Kelurahan Kesawan Kecamatan Medan Barat.
Bentrokan tidak berlangsung lama, polisi yang mendapatkan kabar ini, turun ke lokasi dan membubarkan kerumunan massa.
(bowo)

Close Ads X
Close Ads X