Cegah Radikalisme di Kota Medan

cegah radikalisme
Medan – Wakil Walikota Medan Ir Akhyar Nasution MSi membuka Focused Group Discussion (FGD) yang mengusung tema “Revitalisasi Keberagaman dan Kearifan Lokal Dalam Mencegah Radikalisme di Kota Medan” di Hotel Dharma Deli Medan, Senin (24/10).

Melalui diskusi ini diharapkan muncul ide maupun masukan guna menyukseskan rencana pembangunan Kota Medan yang multikultural ini menjadi lebih baik lagi pada masa mendatang. Akhyar mengungkapkan, Me­dan sebagai kota multikultural dengan keberagaman suku, struktur budaya, agama, adat Istiadat, serta kesenian.

Keberagaman tersebut men­jadi modal sosial yang be­gi­tu besar dalam proses pem­bangunan kota selama ini. Di samping itu, keberagaman ini juga harus terus dimanfaatkan sebagai modal sosial mem­bangun kota, sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh pihak manapun yang bertujuan negatif.

Oleh karenanya bilang Akh­yar, Pemko Medan akan terus berupaya mendorong dan mem­perluas pengembangan pem­bangunan yang berdimensi sosial ke­bhinekaan. Artinya, bersama ke­lem­ba­gaan yang ada seperti FKPD, FKUB, organisasi pemuda, or­ga­nisasi masyarakat maupun lem­baga adat terus berupaya men­jaga dan memperkokoh si­kap toleransi, saling menghargai dan tertib sosial.

Kemudian dalam program kerja yang telah disusun lima tahun ke depan, telah dirancang bagaimana menjadikan Medan menjadi kota masa depan yang multikultural, berdaya saing, humanis, sejahtera dan religius.

“Untuk mewujudkan hal ini, tentunya butuh dukungan da­ri semua pihak untuk ber­sama-sama bergandengan ta­ngan men­jaga kerukunan, ke­har­monisan, me­nu­m­buh­kem­­b­ang­kan soli­daritas, per­satuan dan kesatuan se­hingga stabilitas ko­ta dapat terjaga dan pem­bangunan dapat dilak­sa­nakan,” kata Akhyar.

Di kesempatan itu, Akhyar juga mengungkapkan, masih adanya pihak-pihak yang terus saja berusaha untuk memceah belah persatuan dan kesatuan di negara ini. Berbagai provokasi dan paham radikan coba dita­namkan pada generasi muda.

Sebagai contoh paparnya, upaya pembomam gereja oleh pemuda yang baru saja ta­mat SMA di sebuah gereja Ja­lan Dr Mansyur Medan. Lalu, pe­nye­rangan seorang pemuda umur 22 tahun terhadap aparat kepolisian be­berapa waktu lalu. (put)

Close Ads X
Close Ads X