Bupati Langkat Ajak Kendalikan Harga Pokok

Langkat – Adanya kerja sama yang saling bersinergi kepada semua intansi terkait, dalam menghadapi inflasi di Kabupaten Langkat, tentu hal itu sangat diperlukan, sehingga hal tersebut pun langsung disampaikan oleh Bupati Langkat H.Ngogesa Sitepu SE dalam rapat rutin Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Langkat yang pertama kalinya digelar pada 2018, bertempat di ruang rapat Sekdakab Langkat, baru-baru ini.

Hal itu disampiakan melalui Asisten II Drs Hermansyah bertindak sebagai pimpinan rapat, mengatakan dalam kesempatan itu, untuk pengurus TPID Kabupaten Langkat harus berupaya bekerja semaksimal mungkin sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing, dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok di tengah perekonomian masyarakat Langkat.

“Diharap dengan kerja maksimal dan gotong royong oleh semua intansi yang terkait, akan dapat mencegah infalsi pada harga pokok di Langkat khususnya,”sebutnya.

Sebab pada saat ini, kata Hermasyah, data inflasi untuk Sumut pada Januari 2018, seluruh kota IHK mengalami inflasi yakni Sibolga sebesar 1,28%, Medan 0,71 %, Pematang Siantar 0,54% dan Padang Sidempuan 0,28%.

“Dengan demikian pada Janurai 2018 ini Sumut mengalami inflasi sebesar 0,69%. Dari itu saya harap di rapat ini selaku instasi yang terkait memberikan laporannya , guna kita bahas untuk mengatisipasi atau mencegah inflasi di Langkat,”paparnya.

Harries M dari perwakilan Bank Indonesia (BI) dalam rapat itu menyebutkan laporannya,  untuk penyumbang inflasi bulan Januari 2018 antara lain yaitu dari komoditas beras, cabe merah, bawang merah, Angkutan Undara, daging ayam ras, ikan gembung, cabe rawit dan kentang.

“Untuk menanggulai hal tersebut, di sinilah fungsi keterkaitan TPID prov dengan Kabupaten Langkat, untuk mencari cara yang akan dapat menjadi penyangga antara konsumen dan produsen. Misalnya diperkuat dengan adanya Bumdes yang ada di desa-desa,”jelasnya.

Sedangkan laporan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat yang diwakili oleh Aman Purba, bahwa di Langkat terdapat lahan tanam padi seluas 90 ribu Ha sedangkan 80 Ha telah berproduksi dengan nilai produktifitasnya sekitar 90%.

Dinas Prindag diwakili Syahrul menyebutkan pihaknya rutin melakuan peninjauan harga pasar sembilan pokok di pasar, yaitu  ke sujumlah pasar tradisonal diantaranya Stabat, Kuala dan Babalan. “Dari hasil peninjaun di bulan Januari tersebut, kami menilai tidak ada  harga sembilan pokok tersebut, yang mengalami kelonjakan harga siknifikan,”jelasnya.

Sedangkan Dinas  Perternakan Kabpaten Langkat, yang diwakilkan Suriadi  dalam laporannya,  bahwa di bulan Januari 2018 harga daging sapi masih dalam keadaan normal sekitar Rp105 ribu sampai Rp110 ribu per kilo, hargaayam potong dari Rp25 sampai Rp29 ribu per kilonya, telur ayam hargnya sekitar seribu seratus rupiah per butirnya,

Sektor Perkebunan disampaikan Martin, bahwa  harga perkebunan di bulan Januari tidak mengalami kenaikan seperti kelapa sawit dan  kakao,  jadi harganya stabil, sedangkan  untuk karet harganya tidak mengembirakan.

Terakhir dari Dinas Perikanan dan Kelautan diwakili oleh Abdul Khodir,  bahwa harga ikan yang menjadi penyumbang inflasi adalah ikan gembung  dan  dengcis sebab harganya  mencapai Rp35 sampai Rp40 ribu perkilonya.

“Termasuk penyumabang inflasi tersebut   ikan bijik nangka sebab harganya perkilo mencapai Rp20 ribu,”ujarnya. (menanti ginting/nas)

Close Ads X
Close Ads X