Bandar 46 Kg Sabu Tewas Diberondong Ikut Terlibat, Oknum TNI Kabur

Para tersangka bersama barang bukti sabu saat gelar kasus narkoba, di Medan, Sumatera Utara, Rabu (1/3). Dari hasil pengembangan BNN menangkap 10 orang tersangka, satu diantaranya tewas ditembak ketika berusaha menyelundupkan narkoba asal Malaysia dengan barang bukti 46,9 kilogram sabu-sabu, 3.620 pil ekstasi, dan 465 butir pil happy five siap edar. ANTARA FOTO/Septianda Perdana/pd/17

Medan – Lagi-lagi bandar narkotik tewas ditembak BNN, sedangkan empat lainnya diringkus, Rabu (3/1) pagi. Sindikat internasional peredaran sabu di Sumatera ini terendus, saat melintas di Jalan Medan-Binjai Km 10,3 Desa Paya Geli, Kecamatan Sunggal.

Hingga saat ini dari Januari-Maret, sudah 5 bandar narkoba mati dibedil petugas. Tim Badan Narkotika Nasional (BNN) melakukan pengejaran dan memberondong 2 unit mobil, yang berisi bandit narkoba tersebut.

Akibat kontak senjata itu, mengakibatkan satu orang tersangka yakni Rizwan Is (37) asal Aceh, tewas ditempat pasca tubuhnya ditembus timah panas. Sedangkan satu orang lagi, Dedi (24) berhasil selamat. Dalam pemeriksaan sementara, petugas BNN menyebut kasus ini melibatkan oknum TNI.

Sedangkan barang bukti disita mencapai 46,9 Kg sabu, 3620 pil ekstasi, 445 butir happy five. Sementara tersangka diciduk ber­jumlah 8 orang adalah MU warga Medan Selayang, SY alamat di Brayan Medan Timur, AN alamat Kota Juang Bireun Aceh, Zak warga Brayan Timur, HS Blangpa Aceh Utara, RM warga asal Aceh, SY warga Tanjung Morawa Deliserdang, dan Her warga Jl.Jamin Ginting Padang Bulan.

“‎Pengungkapan ini ber‎awal dari adanya informasi menyebutkan ada penyelundupan narkoba masuk ke indonesia melalui laut‎, petugas gabungan BNN, TNI dalam hal ini Pom (Polisi Militer), Polri, dan Bea Cukai,” ujar Deputi Penindakan & Pemberantasan Narkotika BNN, Irjen Pol Arman Depari saat menggelar kon­ferensi pers di halaman Kantor BPBD Jl Medan-Binjai Km 10,3 Sunggal, Rabu petang.

‎Dari penyelidikan petugas, lanjut Arman, didapati kalau pe­nye­lundupan narkotika terjadi di awal Bulan Maret. Oleh karena itu, pe­tugas gabungan lalu melakukan ‘surveillance’ ke perbatasan Aceh-Medan.

‎”Kita tiga minggu melakukan pengintaian dari daerah Aceh, mela­kukan surveilance, terhadap ken­daraan dan orang yang kita curigai. Hingga Rabu pagi kita men­curigai kendaraan yang menuju perbatasan Sumut, dari daerah Aceh. Selanjutnya anggota me­ngi­kuti sampai melewati daerah Aceh masuk ke Sumut. Kemudian sesampainya di kilometer sepuluh setengah jalan raya Medan-Binjai, petugas berusaha memeriksa dan menghentikan kendaraan itu,” jelas dia.

Namun hal tersebut mendapat perlawanan dari para tersangka. Kawanan bandit yang menaiki 2 unit mobil Honda CRV BK 1189 OG‎ dan Mobil Xenia BK 1856 KV buru-buru tancap gas. “P‎etugas ‎tak mau kehilangan target segera melepas tembakan beruntun. Hingga akhirnya mengenai salah seorang diantaranya,” beber Arman.

‎Akibat tembakan yang menghujam ke bagian dada tersangka Rizwan Is, nyawa pengedar narkoba itu melayang. Ia pun dievakuasi dari mobil Xenia. Sedangkan tersangka Dedi yang men‎gendarai mobil Honda CRV putih, selamat dari hujan peluru, serta mengakui perbuatan mereka.

“Barang bukti didapat ada ‎38 bungkus methampetamine (sabu) yang dikemas mirip teh china,” ungkap dia.

‎Selanjutnya, petugas gabungan melakukan pengembangan kasus. Hingga pada Rabu siang kemarin, dua unit rumah dari dua lokasi berbeda digerebek yakni rumah milik Oknum TNI Sertu H. Lokasi berada di Jl.TB Simatupang Gg.Langgar, Kec.Sunggal.

“Penggerebekan di sana ditemukan‎ tiga jenis narkoba berbeda. Ada sabu, ekstasi dan Happy five dari lokasi sudah diamankan. Kebetulan kita identifikasi disini menetap seorang anggota TNI, inisial H. Namun yang bersangkutan tidak ditemukan di TKP,‎” jelas dia.

BNN juga menggeledah sebuah rumah mewah di Komplek Melinjo Johor, dan mengamankan barang bukti 7 Kg sabu sabu. Dari kedua rumah itu, petugas juga turut membekuk 8 orang tersangka yang terlibat bisnis gelap tersebut.

‎Dari pengungkapan sehari, Arman menyebut menyita barang bukti dengan total 46,9 kg sabu, 3620 Pil ekstasi, alat komunikasi, timbangan elektrik, 3 unit mobil, dan sepucuk senjata api laras pendek jenis FN diduga milik oknum TNI.

“Mereka ini pengendali, pengatur dan penjemput, dan pemilik narkotika,” bebernya.

‎Dijelaskan Arman, kalau dilihat dari kemasannya berupa teh Tiongkok, barang haram ini dipasok dari Tiongkok kemudian transit ke Malaysia dan masuk ke Indonesia melalui jalur pantai timur Sumatra.

“Dan memang yang paling banyak memasok ke Indonesia dari Tiongkok transit ke Malaysia, dikirim melalui jalur laut. Kita sudah menelusuri kerja sama dengan agen narkotika. Antara lain dari Thailand, Myanmar, RRT, dan Malaysia. Makanya dapat disimpulkan bahwa narkoba ini berasal dari Tiongkok dan sudah diproduksi sebelumnya. Sehingga ke Sumatera jadi pasarnya,” tandas Arman.

Di lokasi terpisah, Kepala BNN Komjen Budi Waseso angkat bicara soal baku tembak antara anggotanya dengan bandar sabu asal Aceh di Medan, Rabu (1/3).

“Enggak apa-apa, ya biasa aja. Uji coba itu senjata (BNN) kan baru. Bermanfaat apa enggak. Kalau bandar coba-coba ya kita uji,” kata jenderal yang disapa Buwas itu di Mabes Polri Rabu (1/3).

Kalau ada bandar yang tewas, Buwas menambahkan, itu sebab akibat. Bukan menjadi masalah karena hal tersebut merupakan penegakan hukum.

“Jadi kalau ada perlawanan, senjata kita baru, dan senjata itu dibeli untuk penegakan hukum,” sambungnya. Sehingga kalau akibat perlawanan itu ada yang meninggal, apalagi bandar, kata Buwas, “Ya enggak ada masalah. Kan mengurangi beban negara juga ya. Artinya (kalau) penahanan dalam apa itu. Kan dia juga selalu berulang-ulang.”

Karena itu penanganan dalam masalah narkoba harus tegas dan keras. Apalagi kalau mendapat perlawanan maka tak perlu ragu-ragu.

Baku Tembak, Warga Ketakutan
Pada insiden baku tembak BNN dengan sindikat narkoba, membuat gempar warga sekitar maupun pengguna jalan Medan-Binjai. “Terkejutlah semua. Yang ada di jalan menyingkir, berlarian mereka. Lebih dari sepuluh kali suara tembakan terdengar,” kata seorang pemilik warung, Icut (47) saat ditemui Jurnal Asia di Jl.Medan-Binjai 10,3 KM.

Dirinya sendiri yang mendengar tembakan langsung mencari asal suara. Bahkan Icut juga sempat merekam video menggunakan ponselnya. “Dari pinggir jalan ditembaki, saya sempat ditegur sama BNN jangan dekat-dekat. Kemudian yang ditembak digiring ke dalam halaman kantor BPBD, karena kejadianya pas di depan kantor ini,” ungkap dia.

Sebagai warga dirinya setuju dengan penindakan yang dilakukan petugas dalam memberantas narkoba. “Saya khawatir anak saya kena sabu, sekarang dimana-mana marak sabu, makanya cocok diberantas,” kata dia.

Dimulai dari Keluarga
Sementara, Pengamat Narkoba Kota Medan Sanjaya Abidin, menjelaskan untuk mengantisipasi maraknya sabu, sangat diperlukan peran keluarga untuk memberantas sabu, yang disebutnya sangat merusak dan berbahaya.

“Harus ada peran keluarga untuk mengawasi setiap anggota keluarganya terhadap sabu sabu ini,” ujar dia.

Sanjaya yang juga instruktur pembimbing rehabilitasi di Berastagi ini menyampaikan bahwa dari seluruh pecandu yang direhab paling banyak pencandu sabu.

“Jadi dari sekarang perhatikan setiap anggota keluarga, bila terjadi perubahan sikap yang drastis, cenderung melawan, sering begadang, dan tidak selera makan, dikhawatirkan sudah terkontaminasi sabu,” ujar dia.

“Sabu ini sangat destruktif bukan hanya fisik yang dirugikan tapi juga psikis berubah, menghalalkan segala cara, jadi tidak heran kalau di Medan rawan dengan kejahatan jalanan,” tandasnya.

Catatan wartawan, tewasnya pengedar sabu bernama Rizwan Is menambah rentetan bandar narkoba yang tewas ditembak sepanjang tahun 2017 ini menjadi 5 orang ,sebelumnya, ‎Minggu (19/2) pagi, petugas anti narkoba menggagalkan peredaran sabu sebanyak 20 Kg di Jl Ringroad Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang, saat penangkapan 2 penge‎dar ditembak, 1 diantaranya bernama Ananda Bagus (29) warga asal Aceh tewas ditempat.‎

‎Sebelumnya Senin (6/2) kemarin dari dua lokasi terpisah di Medan, dua bandar sabu tewas ditembak di Medan. Dalam pengungkapan itu polisi turut mengamankan 11 Kg sabu, yang masuk melalui Pantai Timur Sumatera. Dua pengedar yang ditembak yakni FE (27) warga Jl Karya Jaya Gg Glugur Kecamatan Medan Johor, PA (43) warga Jl Delitua Gg Delima Desa Suka Makmur Kecamatan Delitua.

‎Kamis (12/1) kemarin, seorang pengedar narkoba jenis sabu berinisial BD tewas ditembak setelah mencoba melawan di Jl.Brigjen Zein Hamid Delitua. Petugas juga menyita barang bukti sabu sebanyak 10 Kg, dan uang tunai Rp40 Juta.
(swisma/bowo)

Close Ads X
Close Ads X