Medan – Ratusan penarik becak motor yang tergabung dalam Solidaritas Angkutan Transportasi Umum (SATU) kembali melakukan aksi unjukrasa, Selasa (23/5).
Tak hanya berorasi, para pengunjuk rasa melakukan aksi memecahkan helm dan seragam khas angkutan umum berbasis online Go Jek. Mereka berunjuk rasa di kantor DPRD Sumut dan kemudian dilanjutkan ke Kantor Gubernur Sumatera Utara.
“Segera laksanakan secara murni dan konsekuen dengan hasil RDP DPRD Sumut April lalu,” kata Koordinator unjukrasa penarik becak bermotor, Johan Merdeka.
Aksi unjukrasa ini menyebabkan sejumlah arus jalan dialihkan. Gerimis yang mengguyur pun tak menyurutkan semangat para pengunjuk rasa dengan tetap berorasi. Tak lama kemudian, pihak Satpol PP Pemprov Sumut mengajak perwakilan pengunjuk rasa untuk berdialog ke ruangan dalam kompleks kantor.
Para perwakilan tersebut akhirnya kembali bergabung dengan massa yang sudah menunggu di luar gerbang kantor. Alih-alih mendapatkan hasil dialog yang memuaskan para penarik becak, para perwakilan tersebut justru keluar dari ruang pertemuan dengan kesal terhadap pihak Dinas Perhubungan Sumut.
Perwakilan dari dinas tersebut tak kunjung hadir setelah ditunggu beberapa saat. “Katanya tadi kami diajak masuk untuk berdialog dengan pihak Dishub. Ternyata tak nampak orangnya,” kata Johan.
Para pengunjuk rasa pun mengancam bakal memaksa masuk ke kompleks kantor bila tak ada pihak bersangkutan dari Pemprov Sumut yang menemui mereka. Namun sebelum hal itu terjadi, perwakilan Dinas Perhubungan Sumut bernama Darwin muncul.
“Aspirasi ini saya tampung. Tapi seperti yang saya bilang tadi, kami hanya menjalankan aturan,” katanya.
Mendengar ini, massa tak puas. Mereka memutuskan untuk menggeruduk Rumah Dinas Gubernur Sumut Jalan Jenderal Sudirman Medan. Sesampainya di sana, massa berusaha masuk menemui Gubernur Sumut HT Erry Nuradi. Karena Erry tak berada di lokasi karena sedang bertugas ke keluar kota, massa pun akhirnya membubarkan diri tepat saat sebelum malam hari.
(andri)