33 Gempa Susulan Terus Terjadi | Puluhan Rumah Alami Kerusakan

Prajurit TNI AD mengamati kondisi rumah warga yang rusak akibat gempa di Desa Kabayaken Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Senin (17/1). Gempa dengan kekuatan 5,6 SR yang berpusat di Deli Serdang dan sekitarnya mengakibatkan sekitar 103 rumah rusak ringan dan 11 rumah rusak parah. Tida ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. ANTARA FOTO/Septianda Perdana/aww/17.

Medan – Ternyata dampak yang ditimbulkan pasca gempa mengguncang kawasan Medan dan Deli Serdang, Senin (16/1) malam kemarin cukup parah. Dari data dikumpul, puluhan rumah mengalami rusak parah dan ringan di kawasan Tanah Karo, termasuk diantaranya bangunan sekolah. Bahkan frekwensi gempa susulan terus menerus terjadi meski kekuatannya tidak besar.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Me­dan menyebutkan hingga, Selasa siang tercatat 33 kali gempa tektonik susulan terjadi, dengan kekuatan mencapai 4,3 Skala Richter.

“Gempa susulan masih berpotensi terus terjadi, namun kekuatannya ti­dak terlalu begitu besar,” kata Syah­nan Kepala Bidang Data dan In­formasi BMKG Wilayah I Medan ke­pada wartawan, Selasa (17/1) sore.

Menurut dia, gempa susulan masih terus terjadi lantaran masih ada energi yang belum terlepas dampak dari pergesekan lempengan sesar lokal di Kabupatan Karo dan Deli Serdang.

“Masyarakat ja­ngan khawatir dengan adanya isu gem­­pa susulan besar beberapa hari kedepan, itu tidak benar, tidak ada kajian ilmiahnya,” kata dia.

Ia mengatakan, kalaupun ada gempa berkekuatan besar, biasanya akan ditandai dengan gempa ber­kekuatan kecil. Seperti gempa ke­marin, sambungnya, gempa berke­kua­tan kecil akan mendahului dan berulang-ulang.

“Saya juga ingin sampaikan me­­ngenai kabar yang beredar menyangkut Danau Toba. Ada in­­formasi, ada geseran di Danau Toba. Saya tegaskan, itu tidak ada,” ungkap Syahnan.

Ia meminta warga di Danau Toba, Sa­­­­­mosir, Simalungun dan Tobasa tidak perlu terlalu khawatir. Setiap in­­formasi menyangkut gempa, pas­ti akan disampaikan oleh BMKG.

Terpisah, Kepala BPBD Medan Hannalore Si­­­­manjuntak mengatakan bahwa tidak ada kerusakan signifikan yang terdampak gempa di Medan. “Hasil pen­dataan tidak ada penambahan yang rusak di Medan, yang kemarin hanya tiga titik saja di Focal Point, Palla­­dium, dan Sutomo, dan hari ini tidak ada penambahan,” kata dia, Selasa siang.

Kendati begitu, pihaknya masih me­monitoring mengenai perkem­bangan lebih lanjut. “Kita bekerja sama dengan Camat di Medan, dua puluh empat jam terus mengupdate perkembangan,” ujar dia.
“Kalau Posko Gempa di Lapangan Merdeka sudah tidak ada lagi, itu sifatnya insidentil,” sambung dia.

Puluhan Rumah Rusak
Diketahui juga guncangan gempa meng­aki­bat­kan puluhan rumah rusak di tiga kecamatan di Kabu­paten Karo, Su­matera Utara. Satu bangunan SD dan masjid pun rusak.

Di lokasi lain, Kepala Bidang Ke­da­ruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Nata Nail, mengatakan masih mendata kerusakan akibat gempa yang terjadi kemarin malam.

Pendataan dilakukan di tiga kecamatan yang terdampak gempa. “Yaitu Naman Terang, Payung, dan Merdeka,” kata Nata di Karo, Selasa (17/1).

Untuk sementara, BPBD mendata tujuh rumah rusak berat, 70 rumah rusak ringan, satu bangunan SD rusak ringan, satu masjid rusak ringan, dan satu mobil rusak tertimpa reruntuhan bangunan.

Satu orang terluka karena terkena pecahan batu bata. Luka terdapat pada bagian kepalanya.

“Sudah berobat ke puskesmas. Situasi saat ini sudah berlangsung normal. Memang warga sempat panik, tapi tidak ada yang mengungsi,” bebernya.

Penerbangan Aman
Sementara itu, aktivitas penerbangan di Bandar Udara Kualanamu tidak mengalami gangguan sama sekali meski sedikit mengalami dampak dari gempa yang terjadi pada Senin (16/1) malam.

“Aktivitas penerbangan aman, tidak ada masalah,” kata Communication And Legal Manager Angkasa Pura 2 Bandara Kualanamu Wisnu Budi Setianto di Medan, Selasa siang. Menurut Wisnu, memang gempa yang terjadi pada Senin malam tersebut menyebabkan adanya perubahan struktur landasan pacu di Runway 5.

Sedangkan bagian lain, mulai dari navigasi, radar, serta terminal keberangkatan dan kedatangan tidak mengalami masalah sama sekali.

Perubahan tersebut berupa kenaikan aspal di bagian ujung Runway 5 bandara yang berlokasi di Kabupaten Deliserdang itu. Tim landasan pacu bandara Kualanamu sedang melakukan pengukuran untuk memperbaiki area yang mengalami kenaikan akibat gempa tersebut.

“Sesegera mungkin, area itu akan diperbaiki,” ujar Wisnu.

Di lokasi yang sama, pihak Airnav Bandara Internasional Kualamamu Deliserdang mengakui ada enam pesawat terbang yang dilarang untuk mendarat di Bandara Kualanamu beberapa menit setelah terjadinya gempa Senin (16/1) malam.

Karena hal itu enam pesawat itupun terpaksa holding (berputar-putar) di langit Kota Medan.

“Pesawat itu holding kurang lebih setengah jam di atas. Karena ada pengecekan di Runway,” ujar General Manager AirNav Kualanamu, Tri Basuki.

Ia mengaku pada saat gempa, terjadi kepanikan di menara tower ATC. Ia menyebut hal ini adalah suatu kewajaran yang dialami setiap manusia.

Sementara itu General Manager Bandara Internasional Kualanamu, Iwan Krishadianto menjelaskan setelah gempa terjadi pada langsung melakukan pengecekan. Menurutnya ini merupakan standar operasional (SOP) yang memang harus dilakukan apabila telah terjadi gempa.

“Kita saat itu melakukan pengecekan terkait fasilitas operasional penerbangan apakah aman atau tidak. Setelah aman kita langsung lapor ke Airnav,” tambah Iwan.

Namun saat ini, aktivitas di bandara sudah berjalan normal. Meskipun satu landasan pacu (runwar 05) terdapat lengkungan atau gelombang, tidak membuat aktivitas pesawat landing dan take off terganggu. (ant/mtv/kcm)

Close Ads X
Close Ads X