11 Kepsek Langkat Terjaring OTT

Langkat | Jurnal Asia

Operasi Tangkap Tangan (OTT) kembali dilakukan pihak Kepolisian Polres Langkat, di Dinas Pendidikan dan Pengajaran. Kali ini, 11 Ke­­pala Sekolah diamankan Polres Langkat dari Ke­camatan Kutambaru, Kabupaten Langkat, Rabu (15/8).

Kapolres Langkat AKBP Dedy Indriyanto, melalui Kasubag Humas Polres Langkat AKP Arnold Hasibuan membenarkan penangkapan tersebut. Bahkan menurutnya, penangkapan lang­sung dipimpin oleh Kasat Reskrim AKP M Firdaus.

“Ya, memang ada kita amankan 11 Kepala Sekolah disana. Namun sejauh ini masih dalam perjalanan menuju Polres Langkat,” kata Kasubag Humas.

Menurutnya, dirinya sempat berkoordinasi dengan Kasat untuk meminta data. Namun, sampai sekarang belum ada data awal untuk dipublikasikan. “Tadi sempat telponan sekali, tapi kini belum ada data resmi terkait pe­nangkapan,” terangnya sembari me­nga­takan akan mengirim data jika sudah dapat.

Pantauan wartawan, sekitar pukul 12.30 Wib, terlihat dua unit mobil kijang comando warna abubu dan warna biru memasuki pekarangan Mapolres Langkat. Terlihat keluar dari dalam mobil tersebeut beberapa orang perempuan dan laki-laki berpakaian kemeja putih dan bercelana hitam.

“Dirinya hanyalah petugas operator sekolah itupun sebagai pengganti dan tidak mengetahui dalam kasus apa mereka diamankan,” kata Myukhlis, salah seorang pria yang diamankan polisi.

Diantaranya langsung menutup mukanya dengan kerudung, malah diantara mereka bertanya mana toilet dan langsung menuju kesana. Mereka kemudian dikumpulkan di ruangan aula Mapolres Langkat.

Sayang, kali ini pihak kepolisian yang me­ngamankan belasan orang diduga ok­num kepala sekolah dan beberapa orang operator sekolah terkesan bung­kam dan ditutup-tutupi oleh petinggi Polres Langkat.

Bahkan, saat hendak mewawancarai sejumlah orang yang diamankan di Aula langsung dilarang oknum polisi yang berpakain sipil. Suaranya oknum polisi meninggi ketika wartawan mengambil foto beberapa kepsek dan operator yang tertunduk menempelkan wajah mereka di atas meja. Ia juga seolah menutupi bahwa yang di Aula bukan oknum kepsek.

“Izin dulu sana sama Kasat Reskrim. Bukan Kepsek ini, orang ini operator sekolah. Orang abang jangan lah asal-asal jepret, nanti naik entah kek mana-mana gak enak. Saya yang jaga mereka disini,” katanya.

Dugaan penanganan terkesan ditutupi menguat setelah Kasat Reskrim Polres Langkat, AKP M Firdaus yang berada di ruangan tak sekali pun beranjak keluar ruangannya, meski sebelumnya puluhan wartawan sempat menyapanya. Saat dihubungi via Whatsapp, Kasat Reskrim tak bergeming juga.

Terpisah, Kadis Pendidikan Kabupaten Langkat Saiful Abdi, juga mengakui sudah mendengar kabar tersebut. “Sudah dapat kabar tadi, memang benar ada yang tertangkap tangan,” kata Saiful Abdi.
Diakuinya, operasi tangkap tangan su­dah merupakan perintahnya. Kare­na selama ini sudah berulangkali dipe­rintahkan agar jajaran di Dinas Pen­­didikan jangan sampai melakukan pe­ngutpan.

Bahkan, Fakta Intregritas sudah ditandatangani setiap Guru dan Kepala Sekolah di Dinas Pendidikan.
“Memang sudah saya koordinasikan ke Polres Langkat, jika ada Guru atau Kepala Sekolah melakukan pungli agar ditindak,” tegas Kadis.

Sementara itu, Oktober tahun lalu, Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Kadis Dikjar) Langkat, Salam Syahputra, juga terkena OTT bersma 9 Kepala Sekolah SMP dan seorang stafnya oleh Tim Sapu Bersih (Saber) Pungli Subdit III/Tipikor Dreskrimsus Polda Sumut.

Saat pelaksanaan OTT, Salam Syahputra tidak sendirian, tapi ikut juga Bendahara Dinas dan 9 Kepala Sekolah (Kasek) SMP.

Kala itu, Salam Syahputra di­aman­kan usai memimpin rapat di SMPN 3 Sei Lepan yang diikuti seluruh ke­­pala sekolah SMP se Kabupaten Langkat.

Penangkapan itu terkait pe­nye­lewengan pungutan liar (pungli) dana bantuan operasional sekolah (BOS) dan setoran bersumber proyek swakelola bersumber Dana Alokasi Khusus (DAK).
(mo/tc/mb/put)

Close Ads X
Close Ads X