Warga Filipina Demo Tolak Trump

Manila – Tak hanya diprotes oleh warganya sendiri, pelantikan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat juga menuai protes dari ratusan warga Filipina.

Sekitar 300 warga Filipina berkumpul di Kedutaan AS di Manila, mengecam pelantikan Trump sebagai presiden ke-45 yang akan berlangsung pada Jumat (20/1) waktu setempat.

Ratusan pemrotes itu mengerubungi kedubes AS dan memegang plakat bertuliskan “@realDonaldTrump jauhi imigran Filipina.” Mereka berunjuk rasa sambil berteriak “Trump, kamu adalah sampah!” dan membakar bendera Amerika.

Para demonstan tersebut menyebut taipan real estate itu sebagai seorang presiden yang rasis, seksis, dan xenophobik – tidak menyukai atau takut terhadap orang asing.

“Hal yang mengkhawatirkan itu ketika membiarkan seorang predator seksual yang rasis, seksis, dan xenofobik menjadi pemimpin negara kapitalis terbesar di dunia,” ujar Joms Salvador, sekretaris jenderal kelompok perempuan Gabriela yang ikut berunjuk rasa, kepada AFP, Jumat (20/1).

“Perjuangan perempuan di seluruh dunia mempertahankan hak-hak mereka terancam oleh Presiden Trump.”

Semasa kampanye, Trump dikenal sebagai politikus nyentrik lantaran beragam komentar dan retorikanya yang terkesan serampangan dan keras terhadap sejumlah isu sensitif.

Trump memiliki pandangan negatif terkait imigran, khususnya warga Meksiko di AS, yang dianggapnya sebagai kriminal narkoba dan pemerkosa. Ia bahkan berjanji memperketat kebijakan keimigrasian untuk membatasi pendatang masuk ke Amerika.

Konglomerat asal New York itu bahkan pernah berjanji akan membangun tembok besar di perbatasan AS-Meksiko untuk menekan imigran ilegal masuk ke negara tersebut. Trump bahkan dengan lantang menganggap dunia Islam bermasalah dengan AS.

Retorika Trump ini menimbulkan kekhawatiran dari para pemrotes sayap kanan tersebut yang melihat Politikus Republik itu sebagai ancaman bagi jutaan imigran Filipina yang tinggal di AS.

“Kami prihatin akan nasib para pekerja Filipina di AS harus berhadapan dengan peningkatan tindakan rasime. Sejumlah warga Filipina ada yang merasa paranoid tentang keselamatan pribadi dan keamanan pekerjaan mereka,” ucap Salvador. (cnn)

Close Ads X
Close Ads X