Pasca Kematian Jong-nam | Militer Korsel Siaga Tingkat Tinggi

Seoul – Militer Korea Selatan (Korsel) saat ini dalam kondisi siaga tingkat tinggi untuk menghadapi setiap provokasi oleh Korea Utara (Korut) pasca pembunuhan Kim Jong-nam. Begitu pernyataan Kementerian Pertahanan Korsel.

“Militer Korut sedang melakukan latihan musim dingin biasa dan tidak ada gerakan yang tidak biasa di Utara. Namun karena bisa ada provokasi setiap saat, kami sepenuhnya siap terhadap segala kemungkinan,” kata juru bicara Kepala Staf gabungan Seoul, Roh Jae-cheon, dikutip dari Yonhap, Selasa (21/2).

Sebelumnya Korsel mengaku yakin kalau rezim Korut berada di balik kematian Kim Jong-nam. Kakak tiri pemimpin Korut, Kim Jong-un, itu tewas pada awal pekan lalu.

“Kami percaya rezim Korut berada di belakang kejadian ini, dengan mempertimbangkan adanya lima orang tersangka asal Korut,” kata juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Jeong Joon-hee.

Korut pun membalas tudingan itu dengan menyatakan Korsel adalah pihak yang paling diuntungkan atas kematian Kim Jong-nam. Ia menyebut Korsel benar-benar memanfaatkan keuntungan itu.

“Korsel adalah satu-satunya pihak yang mendapatkan keuntungan dari pembunuhan Kim Jong-nam, yang bisa mengalihkan perhatian publik dari kekacauan politik di negara itu,” kata Dubes Korut untuk Malaysia Khang Chol.

Dia kemudian kembali mengatakan, pemerintah Malaysia berkolusi dengan pihak berwenang Korsel untuk me­nyalahkan Korut atas pembunuhan itu. Menurutnya, masyarakat internasional akan segera melihat bahwa itu palsu.

Bantah Tudingan Korut
Kedutaan Besar (Kedubes) Ko­rea Selatan (Korsel) di Malaysia membantah tudingan Duta Besar (Dubes) Korea Utara (Korut) Kang Chol yang mengklaim mereka bekerja sama dengan Negeri Jiran agar mem­perlambat proses pengembalian jenazah Kim Jong-nam.

Sebagaimana dikutip dari The Star, Selasa (21/2) minister counsellor di Kedubes Korsel, Jeong Hong-geun mengatakan bahwa pihaknya tidak perlu memberikan reaksi terkait sindiran tak berdasar dari propaganda Kang Chol. “Permasalahan tersebut hanya antara Korut dan pihak berwang Malaysia,” tegas Hong-geun.

Hong-geun juga menjelaskan bah­wa para tersangka di kasus pem­bunuhan kakak tiri Kim Jong-un tersebut merupakan warga Korut dan negara lainnya. “Karena itu, kami (Korsel) tidak melihat mengapa kami harus bereaksi terhadap pernyataan berprasangka seperti itu,” tambahnya.

Belum Diketahui
Sementara itu, Pihak berwajib Malaysia, Selasa (21/2), menyatakan belum bisa memastikan penyebab tewasnya kakak tiri pemimpin Korea Utara dan masih mengonfirmasi identitas korban setelah tidak ada keluarga terdekat yang meminta pengusutan kasus itu.

Kim Jong Nam, kakak tiri pemimpin Korut Kim Jong Un yang diasingkan, tewas di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur pada pekan lalu.

Wakil Perdana Menteri Malaysia sebelumnya memastikan korban adalah Kim Jong Nam, meskipun identifikasi formal terhadap jasad tersebut tidak pernah dilakukan.

“Penyebab kematian dan identitas masih tertunda,” kata Direktur Jenderal Kesehatan Kementerian Kesehatan Malaysia, dr Noor Hisham Abdullah, kepada sejumlah wartawan.

Para pejabat dari Korea Selatan dan Amerika Serikat meyakini agen intelijen Korut menyerang Kom Jong Nam yang tinggal di Makau, wilayah teritorial Tiongkok di bawah perlindungan Beijing. (snc/ant/ozc)

Close Ads X
Close Ads X