AS Mulai Tempatkan Rudal THAAD di Korsel

Seoul – Pihak Militer AS mulai memindahkan bagian-bagian dari sistem pertahanan anti peluru kendali THAAD yang kontroversial dan akan ditempatkan di Korea Selatan, kantor berita Yonhap melaporkan pada Rabu (26/4), di tengah meningkatnya ketegangan diwilayah itu terkait program peluru kendali dan nuklir Korea Utara.

Amerika Serikat dan Korea Selatan telah sepakat untuk menempatkan THAAD untuk menanggapi ancaman peluncuran peluru kendali Korea Utara, namun Tiongkok mengatakan hal itu tidak banyak mempengaruhi Korea Utara untuk menghentikan program mereka itu, justru tindakan tersebut dapat menimbulkan ketidakstabilan keamanan wilayah sekitar.

Truk-truk trailer yang membawa bagian-bagian dari Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) mulai memasuki wilayah pe­nempatan di daerah Seongju, yang terletak di bagian selatan Korea Selatan, kantor berita Yonhap dan televisi YTN melaporkan.

Pejabat kementerian pertahanan Korea Selatan dan pejabat militer AS tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai keterangan.

Amerika Serikat mulai memindahkan bagian awal dari sistem pertahanan rudal ke Korea Selatan pada Maret se­telah Korea Utara melaku­kan uji coba peluncuran empat peluru kendali balistik.

Namun pihak militer AS dan Korea Selatan enggan untuk secara terbuka membahas kemajuan penempatan itu, yang mengakibatkan ter­jadinya perdebatan terkait pemilihan presiden 9 Mei, apakah tindakan itu akan terus dilakukan atau tertunda menunggu setelah proses pemungutan suara selesai.

Korea Selatan mengatakan bahwa Tiongkok telah me­lakukan diskriminasi ter­hadap beberapa perusahaan asal Korea Selatan sebagai aksi balasan terkait penempatan sistem anti peluru kendali itu.

Desak AS dan Korsel
Sementara itu, Pemerintah Tiongkok ikut angkat suara terkait meningkatnya ketegangan di wilayah Semenanjung Korea. Tiongkok melancarkan protes setelah Amerika Serikat (AS) memasang perisai pertahanan di Korea Selatan (Korsel) berupa pengiriman kapal induk USS Carl Vinson dan pemasangan sistem pertahanan antirudal (THAAD) atau Terminal High Altitude Area Defense.

Pemerintah Tiongkok sebagaimana diwartakan Yonhap, Rabu (26/4), memprotes penebaran THAAD. Bahkan, Tiongkok men­desak AS dan Korsel untuk segera menarik peralatan tersebut.

Negeri Tirai Bambu itu menganggap langkah kedua negara bersekutu itu telah meningkatkan ketegangan. Sebelumnya dilaporkan, enam THAAD terlihat memasuki wilayah tenggara Seongju, Provinsi Gyeongsang Utara, pada tengah malam.

“Kami telah meng­ungkapkan keprihatinan serius kami kepada pemerintah Korsel dan AS,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Geng Shuang.

Ia menambahkan, pe­nyebaran THAAD akan meng­hancurkan kese­im­bangan strategis dan men­dorong ketegangan lebih lan­jut. “Pihak Tiongkok sangat men­desak AS dan Korsel un­­­tuk mem­batalkan penyebaran dan menarik peralatan tersebut,” imbuhnya.

Tiongkok menilai, penyebaran THAAD ber­tentangan dengan prinsip penyelesaian masalah Semenanjung Korea yang seharusnya melalui dialog dan negosiasi. Selain itu, Tiongkok juga mengaku siap mengambil tindakan tegas jika penyebaran THAAD merugikan negaranya.

(ant/ozc)

Close Ads X
Close Ads X