Hongkong Keluarkan Jadwal Penghentian Perdagangan Gading

Hongkong – Hongkong meminta pengakhiran perdagangan gading setempat dalam lima tahun, yang dipuji pegiat sebagai hal berarti bagi nama simpul keuangan itu sebagai tempat penyelundupan satwa liar dan mereka meminta dipercepat.

Bekas jajahan Inggris itu bertin­dak sebagai tempat singgah dan penghubung konsumsi penting per­dagangan gelap gading di Tiong­kok dan negara lain Asia karena perannya sebagai pengimpor, peda­gang dan penghasil besar sebelum perdagangannya dilarang secara internasional pada 1990.

Hongkong, Wilayah Administrasi Khusus Tiongkok, mengizinkan per­dagangan “gading pra-konvensi”, yang mengacu kepada sejumlah barang, seperti, ukiran dan kerajinan gading, yang didapatkan sebelum 1975, selama mereka memiliki sertifikat.

Pejabat pada Senin (27/6), mem­bicarakan rencana melarang sepe­nuhnya segala bentuk perdagangan gading pada akhir 2021 setelah terus didorong pegiat, yang berpendapat bahwa perdagangan resmi menutupi perdagangan gelap, yang mendorong banyak perburuan gajah.

Pemerintah Hongkong mengatakan bahwa mereka berpegang teguh kepada perlindungan satwa terancam punah dalam sebuah laporan yang diserahkan kepada badan legislatif setempat. Anggota parlemen, Eliza­beth Quat mengatakan bahwa penye­lundupan gading itu menodai citra Hongkong. “Masyarakat internasional menjadi lebih waspada bahwa pemburuan gajah hanya dapat dihentikan dengan cara menghentikan perdagangan yang demikian,” kata dia.

Kelompok lingkungan WWF meng­gen­carkan kampanye menghentikan perdagangan gading dalam dua tahun. Dalam sebuah laporan Juni, badan lingkungan itu mengatakan bahwa lebih dari 30.000 ekor gajah Afrika diburu untuk diambil gadingnya tiap tahunnya, dan para penyelundup dan pedagang ilegal masih melakukan bisnisnya. Tercatat hanya tersisa 470.000 ekor gajah di Afrika.

“Ini saat mengharukan karena pemerintah Hongkong akhirnya me­nge­luarkan kurun waktu,” kata Alex Hofford, manajer kampanye dari WildAid, sebuah organisasi yang berfokus kepada diakhirinya per­dagangan sirip ikan hiu, gading dan cula badak. “Kami hanya berpikir bahwa lima tahun itu terlalu lama,” katanya.

Hofford mengatakan bahwa ke­adannnya “darurat” dan meminta Hongkong untuk mempercepat pro­sesnya. Tiongkok dan Amerika Serikat, dua pasar gading terbesar di dunia, mengumumkan rencana pada tahun lalu untuk menetapkan pelarangan ham­pir menyeluruh terhadap impor dan ekspor gading yang diperdagangkan.

Pedagang gading mengatakan bahwa usaha mereka itu sah karena gading itu berasal dari gudang gading, yang diimpor sebelum pelarangan internasional. Daniel Chan, kepala Lise Carving & Jewellery, satu dari sekitar 400 pedagang gading berizin di kota itu, mengatakan bahwa kerugian industrinya diperkirakan sekitar 128 juta dolar Amerika. “Usaha saya akan punah terlebih dahulu sebelum gajah punah,” kata dia kepada Reuters.(ant)

Close Ads X
Close Ads X