Ancaman Korut pada AS | “Satu Peluru Ditembakkan Kalian Musnah”

Pyongyang – Korea Utara (Korut) melemparkan ancaman kepada Amerika Serikat (AS) terkait kemungkinan AS menggunakan pendekatan militer terhadap Korut. Pyongyang menyatakan, jika ada satu peluru AS yang menyentuh tanah Korut, maka Korut akan meluncurkan rudal balisitik antarbenua dengan hulu ledak nuklir ke AS.

“Tentara Rakyat Korea akan mem­buat basis agresi dan provokasi men­jadi abu dengan rudal Hwasong ber­hulu ledak nuklir yang handal dalam membela keamanan negara dan keba­hagiaan rakyatnya dalam kasus AS dan pasukan boneka Korea Selatan. Bahkan, jika ada satu peluru mereka di wilayah DPRK,” kata Kementerian Luar Negeri Korut, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (21/3).

Sementara itu, pemerintah Donald Trump mempertimbangkan sanksi berat meluas yang bertujuan untuk memotong Korut dari sistem keuangan global. Sanksi ini dijatuhkan sebagai bagian dari tinjauan langkah-langkah untuk melawan ancaman nuklir dan rudal Pyongyang.

Sanksi ini akan menjadi bagian dari pendekatan multi cabang dari peningkatan tekanan ekonomi dan diplomatik, terutama pada bank-bank Tiongkok dan perusahaan-perusahaan yang melakukan bisnis dengan Korut.

Ditambah dengan peningkatan tekanan di bidang pertahanan oleh AS dan Korea Selatan (Korsel), serta sekutunya Jepang, ungkap pejabat pemerintah AS yang mengetahui tentang hal ini.

Diperkirakan, rencana ini akan berada di meja presiden dalam bebera­pa minggu ke depan, mungkin sebelum pertemuan puncak dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada awal April mendatang.

Lebih Mengerikan
Korea Utara (Korut) juga membalas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilontarkan oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE). Korut lantas mengungkapkan situasi HAM di AS dan negara-negara Barat lainnya.

Korut menyebut bahwa AS adalah negara terburuk yang pernah melaku­kan pe­langgaran HAM di dunia. AS adalah pemimpin dan dalang dari pelanggaran HAM.

“AS adalah pemimpin pelanggaran HAM paling mengerikan di seluruh dunia. Di mana pun AS menjejakan kaki berdarahnya, disitu akan diikuti alirah darah manusia tidak berujung,” tulis media resmi Korut, KCNA, mengutip pernyataan delegasi Pyongyang dalam sidang Dewan HAM PBB di Jenewa 15 Maret lalu.

“Diantara pelanggaran itu adalah pembentukan sejumlah penjara ra­hasia di luar negeri, penyiksaan me­­reka yang kejam dan brutal, korban sipil besar-besaran, dan 65,3 juta pengungsi akibat agresi terhadap negara-negara berdaulat yang dilakukan oleh AS dengan dalih ‘perang melawan terorisme,’” imbuhnya seperti dikutip dari Xinhua, Selasa (21/3).

“Di negara-negara anggota UE pe­langgaran seperti belum pernah terjadi sebelumnya, pelanggaran HAM yang tidak terkendali terhadap Islamophobia, xenophobia dan pelecehan terhadap kelompok minoritas, kebangkitan neo Nazi, dan deportasi besar-besaran, pemulangan paksa dan perampasan harta puluhan ribu pengungsi,” tutur utusan Korut lagi.

“EU sebaiknya menyingkirkan ke­biasaan buruk dari memfitnah orang lain dan memperbaiki situasi hak asasi manusianya yang menyedihkan terlebih dahulu,” tukasnya. (snc)

Close Ads X
Close Ads X