Butuh Modal Besar Tapi Puas

600_431875296

10382839_1407663696186458_5242371380837395864_n

10404005_889261591100738_4297380549471862520_o

maxresdefault (1)

maxresdefault

photo-457

photo-572
Tren penggunaan drone untuk masyarakat sipil juga sampai ke Indonesia. Bahkan di sini sudah ada sejumlah komunitas pencinta pesawat nirawak tersebut. Salah satunya komunitas yang cukup aktif adalah AR Drone Indonesia. Melalui laman Facebook, para anggota saling berbagi tentang ketertarikannya terhadap pesawat tanpa awak itu. Lengkap dengan sejumlah tips dan trik.

Menurut Awi Wicaksono, pengurus komunitas AR Drone Indonesia, di Tanah Air drone sudah lama digunakan, dan dipakai untuk beberapa keperluan.

Ada dua kategori penggunaan drone di Indonesia. Pertama adalah untuk kepentingan pribadi sebagai hobi, kedua adalah untuk kepentingan profesional yang terkait dengan pekerjaan.

“Pengguna pribadi biasanya menggunakan drone untuk selfie atau semacamnya, dan pengguna profesional menggunakan drone untuk fotografi, jurnalistik, hingga industri film,” ujar Awi.

Awi menambahkan dengan semakin banyaknya pengguna drone di Indonesia, perlu dibuat aturan khusus untuk mengatur penggunaannya. Sejauh ini mereka mengaku hanya berpatokan pada etika yang disepakati komunitas.“Pilot tidak boleh menerbangkan drone lebih dari 400 kaki (122 meter) di atas tanah,” ujar Awi.

Aturan tak tertulis itu memang mirip dengan yang berlaku di Amerika Serikat. NASA telah meresmikan peraturan lalu lintas bagi para pengguna drone yang boleh menerbangkan diketinggian 400 hingga 500 kaki di atas permukaan tanah, atau sekitar 150 meter ketinggian maksimal.

-Untuk Selfie
Memotret diri sendiri alias ‘selfie’ sudah menjadi kebiasaan di era digital seperti sekarang. Biasanya, selfie dilakukan menggunakan smartphone ataupun dengan tongkat panjang yang disebut tongsis alias tongkat narsis.

Tetapi pernahkah Anda melakukan selfie dengan kamera dari ketinggian? Ya, itulah tren terbaru yang tengah mewabah di berbagai kota besar. Dengan kamera yang melekat pada pesawat kecil, biasa disebut drone, Anda dapat merekam gambar tentang lingkungan sekitar yang Anda bidik.

Dengan posisi yang menggantung di ketinggian, hasil gambarnya pun lebih dramatis dan lebih memuaskan. Drone memang seperti mainan radio control (RC), yang sering dimainkan anak-anak. Bedanya, drone dilengkapi dengan kamera berkualitas tinggi. Kini banyak pecinta fotografi dan pecinta gambar dari ketinggian mulai melirik drone.

Hal ini menginspirasi Awi Wicaksono, yang akhirnya membuat komunitas Drone Indonesia. Komunitas ini, dibentuk sebagai tempat berkumpulnya para penikmat drone. Selain berkumpul dan menerbangkan drone bersama, komunitas juga menjadi tempat berbagi pengalaman atau hasil karya.

Menurut pria yang sehari-hari berprofesi sebagai wiraswasta ini, drone tidak hanya dipakai untuk sekadar selfie. Bagi sebagian orang yang berprofesi sebagai fotografer, film maker atau pemetaan, drone sangat bermanfaat. Bahkan tak jarang, media televisi hingga kepolisian memnggunakan kecanggihan drone untuk peliputan atau memantau arus lalu lintas.

Data yang dimiliki Komunitas Drone Indonesia menunjukan, kebanyakan penggunanya untuk keperluan fotografi sebanyak 75,1%. Sementara untuk pembuatan film sekitar 58,7%, olahraga atau hobi 17,79%, rekreasi dan merekam perjalanan 59,68%.

-Butuh modal besar
Sayangnya, semakin banyaknya pengguna drone tak disertai dengan kemampuan mengendalikannya dan hanya digunakan sebagai ajang narsis. Jadi jangan heran jika tiba-tiba melihat sebuah drone jatuh di tempat keramaian. “Drone tersebut akhirnya bisa jatuh dan terbakar,” ujar Awi.

Dalam perkembangannya, pesawat kecil berkamera ini digunakan oleh militer untuk memata-matai wilayah lawan. Bahkan presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin menggunakan drone guna memantau wilayah perairan Indonesia. Namun, untuk bisa mengikuti tren ini, anda harus merogoh kocek lumayan dalam.

Menurut pegiat komunitas lainnya, Irwan, hobi menerbangkan drone memang tidak murah. Sebab, harga sebuah drone bisa mencapai belasan juta. Drone yang digunakan untuk memotret GoPro seperti DJI Phantom 2 dibanderol seharga Rp 12,5 juta.

Model lain seperti DJI S-800 EVO bahkan lebih mahal, yakni US$ 4.999 per unit. Ada juga drone yang bisa dikendalikan dari smartphone dan memiliki kamera built-in seperti Parrot A.R drone. Harganya Rp 4,5 juta. Jika masih terasa berat, Anda bisa menyewa drone. Kini banyak yang menawarkan jasa penyewaan drone.
(int)

Close Ads X
Close Ads X