Uni Emirat Arab Tutup Misi Diplomatik Korut

Dubai-Kuala Lumpur – Pemerintah Uni Emirat Arab menutup misi diplomatik Korea Utara (Korut) di negeri itu dan menghentikan misi diplomatiknya di Pyongyang, Korut.

Dalam statemen yang dimuat kantor berita WAM, Kementerian Luar Negeri UAE menyatakan, pemerintah UAE juga akan berhenti mengeluarkan visa baru atau izin perusahaan bagi warga negara Korut. Diketahui bahwa ribuan tenaga kerja Korut bermukim di wilayah UAE, yang kebanyakan bekerja di tempat-tempat konstruksi.

“Langkah-langkah ini diambil dalam konteks kewajiban UAE sebagai anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab untuk memperkuat tekad internasional dan menghentikan proliferasi senjata nuklir dan program rudal,” demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri UAE seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (13/10).

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerukan negara-negara anggota PBB untuk memberikan tekanan pada Korut agar menghentikan program senjata nuklirnya. Hal tersebut disampaikan Trump dalam pidato pertamanya di sidang Majelis Umum PBB pada September lalu.

Sementara di Washington, Departemen Luar Negeri AS menyambut gembira keputusan pemerintah UAE tersebut.

“Kami senang mendengar itu,” ujar juru bicara Deplu AS Heather Nauert kepada para wartawan. “Ada banyak negara yang mengambil langkah-langkah tersebut yang telah kami minta untuk dilakukan,” imbuhnya.

Pengumuman UAE ini mengikuti langkah serupa oleh tetangga-tetangga UAE di kawasan Teluk Arab, yakni Qatar dan Kuwait. Kedua negara tersebut pada bulan lalu memutuskan hubungan diplomatik dengan Pyongyang dan berhenti mengeluarkan visa baru bagi warga Korut.

Negara-negara lain seperti Meksiko, Peru dan Spanyol juga telah memutus hubungan diplomatik dengan Korut setelah pemerintah Amerika Serikat meminta negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Korut untuk segera memutuskan hubungan dengan rezim Kim Jong-Un.

Amerika Serikat telah memimpin upaya internasional untuk menghukum rezim Kim Jong-Un menyusul peluncuran rudal balistik baru-baru ini.

Bahkan pada 3 September 2017, Korut melakukan uji coba peledakan bom hidrogen. Ini merupakan bom terbesar yang pernah diledakkan rezim komunis itu. Pyongyang menegaskan bahwa program pengembangan rudal balistik dan senjata nuklir merupakan bagian dari sistem pertahanan domestiknya.

Malaysia Hentikan Impor
Malaysia menghentikan seluruh aktivitas impornya dari Korea Utara (Korut). Langkah ini sebagai bagian dari upaya pemutusan aliran dana untuk Korut terkait program rudal dan nuklirnya yang mengancam dunia.

Bulan lalu, PBB dan Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi baru yang melarang ekspor Korut dan menghukum perusahaan atau individu yang melakukan transaksi bisnis dengan Korut. Ekspor tekstil Korut resmi dilarang PBB sejak 11 September lalu. Sedangkan AS memutus akses dan membekukan aset setiap entitas maupun individu yang kedapatan terlibat bisnis dengan Korut.

Menurut data Departemen Statistik, seperti dilansir Reuters, Jumat (13/10/2017), Malaysia tidak lagi membeli barang apapun dari Korut sejak Juni dan Juli. Sebelumnya Malaysia diketahui melakukan pembelian barang-barang impor Korut senilai 20,6 juta ringgit (Rp 65,5 miliar) dalam 5 bulan pertama tahun 2017 ini.

Malaysia tadinya merupakan teman terdekat Korut. Hubungan keduanya memburuk sejak Februari lalu, saat Kim Jong-Nam, saudara tiri pemimpin Korut Kim Jong-Un, tewas dibunuh di Bandara Internasional Kuala Lumpur. Baik Amerika Serikat (AS) maupun Korea Selatan (Korsel) meyakini pembunuhan itu diperintahkan langsung oleh Kim Jong-Un. (dc)

Close Ads X
Close Ads X