Ukraina Terancam Perang Terbuka Dengan Rusia

Moskow | Jurnal Asia

Ketegangan antara Rusia dan Ukraina semakin meningkat, selepas insiden yang terjadi di Selat Kirch, Laut Hitam, Semenanjung Krimea pada Minggu pekan lalu. Karena Rusia dikabarkan mengerahkan pasukan ke wilayah perbatasan, Presiden Ukraina Petro Poroshenko menyatakan kemungkinan mereka akan terlibat perang terbuka.

“Negara ini dalam ancaman akan terlibat perang terbuka dengan Rusia,” kata Petro, Rabu (28/11).
Poroshenko sudah meminta bantuan kepada sekutunya, Amerika Serikat. Dia bahkan mengontak Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, yang berharap dibantu dari sisi militer.

“Kami juga akan membatasi gerak-gerik orang Rusia di perbatasan untuk keluar masuk Ukraina,” ujar Poroshenko.

Badan Intelijen (FSB) dan penjaga pantai Rusia menahan 2 buah kapal Angkatan Laut dan sebuah kapal tunda Ukraina pada Minggu pekan lalu.

Menurut Badan Intelijen Rusia (FSB), insiden itu terjadi ketika dua kapal AL Ukraina berukuran kecil dilengkapi meriam yang mengawal sebuah kapal tunda melintas di Laut Hitam dekat Semenanjung Krimea. Mereka hendak menuju pelabuhan di Mariupol.

Rusia beralasan kapal AL Ukraina tetap melintas dan mengabaikan peringatan. Mereka lantas terlibat duel dengan masing-masing melancarkan manuver. Alhasil, penjaga pantai Rusia melepaskan tembakan ke arah kapal AL Ukraina dan melukai sejumlah pelaut.

Menurut versi Ukraina, Rusia justru menyerang dan menyita kapal setelah mereka menjauh dan hendak kembali pelabuhan di Odessa. Mereka mengaku Rusia bertindak agresif dengan menabrak dan menembaki kapal itu.

Poroshenko menyatakan jumlah pasukan Rusia di perbatasan meningkat tiga kali lipat, termasuk pengerahan kendaraan lapis baja. Namun, dia tidak membeberkan secara detail jumlahnya. Menurut dua informasi tersebut didapatkan berdasarkan laporan intelijen.

Sembilan anggota Angkatan Laut Ukraina pun divonis hukuman kurungan selama 2 bulan di Simferopol, Krimea.

Poroshenko mengatakan kehadiran militer Rusia di wilayah perbatasan kali ini adalah yang terbesar sejak negara itu mencaplok Semenanjung Krimea pada tahun 2014 lalu.

Ukraina saat ini memberlakukan status darurat militer selama 30 hari di kawasan yang berbatasan dengan Rusia. Jika sikap kedua negara terus seperti ini, kemungkinan besar perang tinggal menunggu waktu. (cnn-adp)

Close Ads X
Close Ads X