Terancam Bui Terkait 1MDB Najib: Saya Tak Pernah Berniat Kabur

Kuala Lumpur | Jurnal Asia

Pemerintah Malaysia berencana menjeratkan dakwaan berlapis, termasuk penggelapan dan penyuapan, terhadap mantan Perdana Menteri (PM) Najib Razak terkait skandal mega korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Najib menegaskan dia tidak akan kabur menghadapi kasus ini.

Dalam wawancara eksklusif dengan Reuters di Langkawi, Malaysia seperti dilansir pada Kamis (21/6), Najib menegaskan tekadnya untuk tetap berada di Malaysia dan berjuang melawan berbagai tuduhan terhadapnya, meskipun dia terancam masuk penjara.

“Tidak, saya tidak pernah punya rencana untuk pergi. Karena jika saya pergi, ada anggapan saya bersalah,” ucap Najib dalam wawancara itu. “Saya tidak bisa menjadi buronan selama sisa hidup saya. Saya ingin membersihkan nama saya.”

Bulan Mei lalu, tepatnya usai kalah pemilu 9 Mei, Najib dikabarkan terbang ke Indonesia bersama istrinya, Rosmah Mansor. Kabar itu sempat simpang siur dan memicu spekulasi bahwa Najib akan kabur. Namun kemudian pemerintah Malaysia mengumumkan pencegahan ke luar negeri untuk Najib dan istrinya. Dalam pernyataan via Facebook saat itu, Najib menyebut dirinya akan mematuhi pencegahan itu dan tetap ada di Malaysia.

Pekan ini, PM Malaysia Mahathir Mohamad mengungkapkan bahwa penyidik berupaya menjeratkan dakwaan berlapis terhadap Najib. “Penggelapan, pencurian uang pemerintah, hilangnya uang pemerintah dan sejumlah dakwaan lainnya. Menggunakan uang pemerintah untuk menyuap. Semua hal itu,” sebut Mahathir. Diharapkan juga oleh Mahathir bahwa penangkapan pertama terkait kasus 1MDB akan dilakukan dalam beberapa bulan ini. Dia juga berharap agar persidangan kasus 1MDB bisa digelar akhir tahun ini. Mahathir menyebut Najib sebagai salah satu target utama dalam kasus 1MDB.

Najib bersama istrinya telah beberapa kali dimintai keterangan oleh Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC). Keduanya tengah diselidiki terkait aliran dana dari SRC International, unit perusahaan 1MDB, ke rekening pribadi Najib.

Bukti yang didapat MACC akhir tahun 2015 menunjukkan aliran dana sebesar US$ 10,6 juta atau setara 42 juta ringgit (Rp 146 miliar) dari SRC International telah ditransfer ke sebuah rekening milik Najib. SRC International dibentuk pemerintahan Najib tahun 2011 untuk mengejar investasi internasional di sektor sumber daya energi.

Dalam wawancara eksklusif dengan Reuters ini, Najib mengaku tidak tahu-menahu bahwa dana ratusan juta dolar Amerika yang mengalir lewat rekening pribadinya, berasal dari 1MDB. Dia juga mengklaim tak tahu jika dana itu akhirnya digunakan dalam pencucian uang untuk mendapatkan aset-aset secara global, termasuk membeli yacht, lukisan mahal, permata dan real-estate mewah.

Menurut Najib, para penasihatnya dan manajemen juga direksi 1MDB telah merahasiakan penggelapan dana 1MDB dari dirinya. Najib tidak spesifik menyebut nama pihak-pihak yang disalahkannya ini.
Tak Terlibat
Di sisi lain, Najib menyangkal keterlibatannya atas kasus pembunuhan model cantik asal Mongolia, Altantuya Shaariibuu yang akan dibuka kembali oleh otoritas Malaysia.

“Kasus Altantuya telah ditangani. Tidak ada bukti apapun soal saya pernah bertemu dengannya, tidak ada dokumen, tidak ada foto atau saksi mata untuk menyebut saya mengenalnya,” ucap Najib dalam wawancara eksklusif dengan Reuters. Altantuya berusia 28 tahun saat dibunuh di sebuah hutan dekat Subang Dam, Puncak Alam, Shah Alam, Malaysia tahun 2006. Dia diyakini ditembak mati sebelum jenazahnya diledakkan hingga hancur berkeping-keping. Tahun 2009, dua mantan polisi Malaysia bernama Sirul Azhar Umar dan Azilah Hadri divonis mati atas pembunuhan ini. Namun vonis itu digugurkan Pengadilan Banding tahun 2013.

“Kasus itu telah disidangkan secara patut dan nama saya tidak muncul selama persidangan,” sebut Najib. “Saya siap direkam untuk disumpah di sebuah masjid dalam nama Allah bahwa saya tidak terlibat kasus ini,” tegasnya.
(dc-adp)

Close Ads X
Close Ads X