Saudi Dituntut Transparan

20 October 2018, Thuringia, Leinefelde-Worbis: 20 October 2018, Germany, Leinefelde-Worbis: Angela Merkel, Chancellor and Federal Chairman of the CDU, speaking at the state party conference of the CDU Thuringia in the Obereichsfeldhalle. Photo: Jens-Ulrich Koch/dpa-Zentralbild/dpa (Photo by Jens-Ulrich Koch/picture alliance via Getty Images)

Soal Khashoggi

Berlin | Jurnal Asia

Untuk pertama kalinya Arab Saudi mengakui mengenai kematian jurnalis Jamal Khashoggi yang sebelumnya hanya disebut menghilang. Banyak pihak tak puas dengan penjelasan ‘tanggung’ Saudi ini, termasuk negara-negara Eropa.

Saudi mengklaim, Khashoggi tewas setelah terlibat perkelahian. Pemerintah Saudi juga mengumumkan penangkapan 18 warga Saudi dan pemecatan dua pejabat yang dekat dengan Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), sebagai bagian dari penyelidikan atas kematian Khashoggi. Namun hingga kini pemerintah Saudi tidak menyebut di mana jasad jurnalis kawakan tersebut.
Namun fakta lainnya dalam tewasnya Khashoggi ialah, ia mengkritik ‘pemerintahan otoriter’ Putra Mahkota Saudi, MBS. Kritikan itu disampaikan Khashoggi dalam wawancara off the record dengan seorang jurnalis Newsweek yang membuat tulisan mengenai kepemimpinan Saudi.

Kepada jurnalis Newsweek, Khashoggi mengatakan bahwa dia mengkhawatirkan keselamatan dirinya. Dia juga mengatakan bahwa dirinya tidak memandang dirinya sebagai ‘oposisi’, tapi hanya menginginkan ‘Arab Saudi yang lebih baik’.

Penjelasan Saudi jelas tak memuaskan banyak pihak. Dilansir Reuters, Minggu (21/10), Kanselir Jerman Angela Merkel menyebut penjelasan Saudi dalam mengenai tewasnya Khashoggi kategori ‘tidak memadai’. Angela kemudian hendak mereview ulang rencana negaranya menjual peralatan persenjataan kepada Saudi.

Hal yang sama dilakukan Prancis dan Uni Eropa yang menginginkan investigasi mendalam mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada Khashoggi setelah sang pewarta masuk ke konsulat Saudi di Turki pada 2 Oktober 2018 lalu.

Turki menjadi negara terdepan yang punya sikap berseberangan dengan klaim Saudi, bahkan jauh hari sebelum Saudi memberikan penjelasan. Pemerintahan yang dipimpin Racep Tayyip Erdogan ini sejak awal mengungkap kematian Khashoggi oleh tim pembunuh beranggotakan 15 orang yang dikirim Saudi. Sedangkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memberikan tanggapan yang masih mengambang.

“Tidak. saya tidak puas sampai kami mendapatkan jawabannya. Namun ini (pernyataan pengakuan kematian dari Saudi) merupakan langkah besar pertama dan ini merupakan langkah pertama yang bagus. Namun saya ingin mendapatkan jawaban,” tutur Trump.

Minta Keadilan

Sementara itu, tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz, menulis sebuah pesan perpisahan atas terbunuhnya tunangannya itu. Hatice pun menuntut keadilan untuk tunangannya itu.

Hatice mengatakan, ditetapkannya 18 orang tersangka atas tewasnya Jamal Khashoggi tidaklah cukup. Dia meminta otak pembunuhan itu juga harus diadili.

“Kami menginginkan keadilan untuk Jamal. Delapan belas (tersangka) tidak cukup. Kami juga ingin mereka yang memerintahkan,” kata Hatice Cengiz lewat Twitter pada Sabtu (20/10) malam seperti yang dilansir oleh CNN pada Minggu (21/10).

Sebelumnya, Kepala Asosiasi Media Arab Turki dan seorang teman Khashoggi, Turan Kislakci meminta Arab Saudi untuk menyerahkan tubuh Khashoggi. Dia ingin mengadakan pemakaman untuk temannya itu.

“Beri kami Jamal, supaya kita bisa mengadakan pemakaman baginya. Agar semua orang yang peduli padanya, pemimpin dunia, bisa datang ke sini ke Istanbul untuk menghadiri pemakaman,” kata Kislakci kepada media di depan konsulat Arab Saudi di Istanbul, seperti dilansir CNN, Minggu (21/10).

Kislakci juga menyebut, pembunuhan terhadap Khashoggi merupakan tindakan yang brutal. Dia juga mengenang dugaan kasus disanderanya Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri pada November tahun lalu.
(dc-cnn-adp)

Close Ads X
Close Ads X