Saudi Berharap AS Tak Akui Jerusalem Ibukota Israel

Riyadh – Pemerintah Arab Saudi berharap agar Amerika Serikat (AS) tidak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Saudi juga memperingatkan AS bahwa keputusan pengakuan Yerusalem akan memberikan dampak serius.

“Pengakuan akan memiliki dampak sangat serius dan akan provokatif bagi perasaan seluruh muslim,” demikian pernyataan kantor berita Saudi Press Agency (SPA) yang mengutip sumber Kementerian Luar Negeri Saudi dan dilansir Reuters, Selasa (5/12).

“Pemerintah Amerika Serikat harus bertanggung jawab atas dampak negatif dari langkah semacam itu dan harapan Kerajaan (Saudi) untuk tidak mengambil langkah semacam itu karena ini akan mempengaruhi kemampuan AS melanjutkan upayanya mewujudkan solusi adil bagi isu Palestina,” imbuh sumber itu.

Pada Senin (4/12) kemarin, Duta Besar Saudi di Washington DC, Pangeran Khalid bin Salman, menyebut pengumuman AS soal status Yerusalem sebelum penyelesaian akhir tercapai untuk konflik Israel-Palestina, jelas akan melukai proses perdamaian dan meningkatkan ketegangan Timur Tengah.

“Kebijakan Kerajaan (Saudi) — telah — dan tetap mendukung rakyat Palestina, dan ini telah disampaikan kepada pemerintah AS,” imbuh Pangeran Khalid dalam pernyataannya.

Presiden AS Donald Trump dikabarkan akan segera mengumumkan pengakuan resmi AS bahwa Yerusalem merupakan ibu kota Israel. Secara terpisah, sejumlah pejabat AS menyebut Trump kemungkinan besar akan menyampaikan pidato publik pada Rabu (6/12) yang isinya secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Namun penasihat yang juga menantu Trump, Jared Kushner, menyatakan belum ada keputusan akhir yang diambil.

Israel menganggap seluruh wilayah Yerusalem sebagai ibu kotanya, meskipun dunia internasional hanya mengakui Tel Aviv sebagai ibu kota negara Yahudi itu. Sedangkan Palestina menginginkan Yerusalem Timur menjadi ibu kota untuk negaranya di masa mendatang.

Kebijakan luar negeri AS selama beberapa dekade ini menegaskan untuk tidak mendukung klaim kedua pihak hingga keduanya menyepakati status Yerusalem dalam kesepakatan untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

Selain Saudi, negara-negara lainnya juga telah mengingatkan AS soal rencana mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa status Yerusalem harus diputuskan dalam ‘kerangka perundingan antara Israel dan Palestina’. Sedangkan pemerintah Turki menyebut pengakuan semacam ini dari AS, akan memicu malapetaka besar.

(dc)

Close Ads X
Close Ads X