Raja Salman Turun Tangan

Babak Baru Kasus Khashoggi

Ankara | Jurnal Asia

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud menelepon Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk membahas kasus hilangnya wartawan Saudi, Jamal Khashoggi.

Seperti dilansir kantor berita Anadolu Agency dan media lokal Saudi, Arab News, Senin (15/10), panggilan telepon antara Erdogan dan Raja Salman itu dilakukan pada Minggu (14/10) malam waktu setempat.

Dituturkan sumber dari kantor kepresidenan Turki yang enggan disebut namanya, dalam percakapan telepon itu dibahas soal pembentukan kelompok kerja gabungan Turki dan Saudi untuk menyelidiki hilangnya Khashoggi.

Secara terpisah, kantor berita Saudi Press Agency (SPA) menyebut bahwa dalam percakapan telepon dengan Erdogan, Raja Salman berterima kasih pada Erdogan karena menyambut baik proposal Saudi soal pembentukan tim kerja gabungan untuk membahas kasus Khashoggi.

SPA juga menyebut bahwa Raja Salman menekankan semangat Kerajaan Saudi untuk melindungi hubungan dengan otoritas Turki dan menegaskan tidak akan ada satupun pihak yang mempengaruhi kuatnya hubungan kedua negara.

Menurut SPA, Erdogan juga menyampaikan apresiasi dan tekad untuk memperkuat serta mengembangkan hubungan kedua negara.

Khashoggi (59) yang seorang wartawan dan kolumnis The Washington Post menghilang sejak masuk ke dalam Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Khashoggi mendatangi Konsulat Saudi untuk mengurus dokumen agar bisa menikahi tunangannya asal Turki, Hatice Cengiz.

Konsulat Saudi sebelumnya menyebut Khashoggi telah keluar dari gedung itu. Namun otoritas Turki dan tunangan Khashoggi menegaskan dia masih ada di dalam konsulat. Sumber-sumber pemerintahan Turki lantas menyebut Khashoggi dibunuh di Konsulat Saudi. Tuduhan itu dibantah keras oleh Saudi.

Sejauh ini, otoritas Saudi belum memberikan penjelasan menyeluruh soal Khashoggi. Meskipun bantahan telah beberapa kali disampaikan ke publik, termasuk yang terbaru dari Menteri Dalam Negeri Saudi, Pangeran Abdel Aziz bin Saud bin Nayef. Dalam pernyataan pada Sabtu (13/10) lalu, Pangeran Abdel Aziz menyebut tuduhan semacam itu ‘bohong dan tidak berdasar’.

Beberapa negara selain Turki, seperti Amerika Serikat, Prancis dan Inggris telah menyerukan agar kasus Khashoggi diselidiki hingga tuntas.

Dilarutkan

Kepolisian Turki sendiri dilaporkan kini sedang menyelidiki klaim bahwa Khashoggi dibunuh dan jenazahnya dilarutkan dengan zat asam di dalam Konsulat Saudi di Istanbul.

Turan Kislacki selaku Kepala Asosiasi Media Turki-Arab yang juga teman Khashoggi sempat mengklaim, usai Khashoggi dilaporkan menghilang, bahwa pihak Saudi di dalam konsulat telah mengenyahkan jenazah rekannya setelah membunuhnya.

Seperti dilansir media lokal Turki, Hurriyet Daily News, Senin (15/10), laporan soal penyelidikan atas klaim jenazah Khashoggi dilarutkan dengan zat asam itu dibeberkan oleh seorang kolumnis media lokal Turki lainnya, Haberutk, Svilay Yilman. Disebutkan Yilman bahwa otoritas keamanan Turki mulai memeriksa klaim Kislacki.

Selain menyelidiki klaim jenazah Khashoggi dilarutkan dengan zat asam, Kepolisian Turki juga sedang menyelidiki keberadaan 15 warga Saudi yang secara mencurigakan tiba di Istanbul dengan dua pesawat sewaan dan masuk ke Konsulat Saudi pada hari yang sama saat Khashoggi menghilang.

Yang lebih mencurigakan, 15 warga Saudi itu meninggalkan Istanbul pada hari yang sama. Terdapat seorang pakar forensik juga agen intelijen dan pengawal Kerajaan Saudi di antara daftar 15 warga Saudi yang mencurigakan tersebut.
(dc-adp)

Close Ads X
Close Ads X