Profesor Palestina Diduga Dibunuh Mossad

Gombak – Fadi Mohammad al-Batsh tewas ditembak orang tak dikenal di Malaysia. Pria 35 tahun itu adalah profesor dari Palestina dan juga ahli dalam bidang roket.

Dilansir AFP, Minggu (22/4), Menteri Dalam Negeri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, dikutip kantor berita Bernama, mengatakan Batsh adalah seorag “insinyur kelistrikan dan ahli membuat roket”.

Kelompok intelijen Israel, Mossad, dituding sebagai pihak yang mendalangi pembunuhan ini. Seorang siswa yang merupakan kolega Batsh, Mohammad Shedad (17), juga menyalahkan Mossad soal peristiwa ini.

“Ini jelas kerjaan Mossad. Fadi adalah orang yang sangat cerdas, setiap orang cerdas adalah ancaman bagi Israel,” kata Shedad di sekitar kediaman Batsh di Malaysia. “Fadi adalah anggota Hamas dan tahu bagaimana cara bikin roket. Jadi (Israel berpikir dia ini berbahaya,” Imbuh Shedad.

Ahmad Abu Bakar (33), mahasiswa luar negeri yang kuliah di Malaysia mengatakan dia kenal Batsh sejak dua tahun lalu. “Dia orangnya ramah dan berdakwah tentang hal-hal yang baik. Dia tak pernah ceramah soal kebencian. Saya sangat terkejut dengan pembunuhan ini,” kata dia.

Kelompok pergerakan Islamis Palestina, Hamas, menyatakan pihak keluarga Batsh telah memberi keterangan, “Kami menuduh Mossad berada di balik pembunuhan ini.” Hamas Palestina mengatakan Batsh adalah ilmuwan spesialis isu energi di organisasinya.

Batsh meninggalkan seorang istri dan tiga anak. Dia sudah tinggal di Malaysia selama lebih dari satu dekade, hingga akhirnya tewas ditembak pada Sabtu (21/4) kemarin. Robert Anthony, 56, petugas keamanan di sekolah dasar China dekat lokasi kejadian, menyatakan sempat mendengar suara tembakan. Namun dia mengira itu adalah suara kembang api.

Sementara Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman menolak tuduhan agen mata-mata Israel Mossad telah membunuh seorang warga Palestina di Malaysia. “Kemungkinan besar korban terbunuh karena perselisihan internal Palestina,” katanya, Minggu (22/4). 

(dc-rep-van)

Close Ads X
Close Ads X