Myanmar Minta Bangladesh Berhenti Bantu Rohingya

Dhaka | Jurnal Asia

Myanmar meminta pemerintah Bangladesh berhenti menyediakan bantuan bagi sedikitnya 6.000 pengungsi Rohingya yang terdampar di antara perbatasan kedua negara.

Permintaan itu diutarakan diplomat tertinggi Myanmar, Kyaw Tint Swe, saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Bangladesh AH Mahmood Ali di Naypyidaw pada Jumat (10/8) pekan lalu.

“Myanmar secara khusus meminta Bangladesh menghentikan bantuan kemanusiaan bagi orang-orang tersebut [pengungsi Rohingya] dan mengusulkan mengatur pasokan bantuan kemanusiaan dari pihak Myanmar,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Bangladesh tersebut seperti dikutip AFP, Senin (13/8).

Ribuan pengungsi itu lari ke perbatasan sejak krisis kemanusiaan memburuk di negara bagian Rakhine pada Agustus lalu. Namun, mereka dilaporkan menolak masuk ke wilayah Bangladesh.

Hingga saat ini ribuan pengungsi itu tinggal di suatu pulau sempit tak berpenghuni di antara perbatasan kedua negara dengan mengandalkan bantuan internasional yang dikirim dari Bangladesh.
Dalam pertemuan itu, Dhaka menyatakan tidak membuat komitmen apa-apa dengan Naypyidaw, tetapi menanggapi secara positif usulan Myanmar untuk menyurvei pulau tersebut.

Myanmar terus disorot sejak krisis kemanusiaan di Rakhine kembali memburuk. Hingga kini hampir satu juta pengungsi Rohingya mengungsi di Bangladesh.

Kedua negara berhasil membuat perjanjian kerja sama untuk merepatriasi para pengungsi tersebut secara bertahap pada November lalu dan mulai berlangsung awal tahun ini.

Namun, proses pemulangan tampak tak berjalan karena keengganan para pengungsi Rohingya untuk kembali ke Myanmar dengan alasan keamanan.

Dampak ledakan yang mengguncang gudang senjata di Idlib, Suriah
Seorang menteri Myanmar bahkan mengancam para pengungsi akan mendapat konsekuensi jika tak segera meninggalkan pulau tersebut dan tidak tidak menerima tawaran repatriasi tersebut.
Para pengungsi Rohingya di kamp pengungsian Bangladesh memaparkan mereka akan terus tinggal di sana sampai Myanmar mau menjamin keamanan mereka.

Dil Mohammad, seorang kepala komunitas Rohingya yang tinggal di pulau tak berpenghuni itu, juga mengatakan tekanan dari Myanmar tersebut hanya membuat hidup mereka makin sulit.

“Tidak ada kepastian apakah Myanmar mau secara rutin menyediakan kami makanan dan bantuan kemanusiaan lainnya. Jika Bangladesh menyetop bantuan mereka, kami akan mendapat masalah besar,” papar Mohammad. (cnn-adp)

Close Ads X
Close Ads X