312 Orang Tewas Akibat Banjir dan Longsor di Sierra Leone

Freetown – Sedikitnya 312 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor yang menerjang ibu kota Freetown, Sierra Leone. Lebih dari 2 ribu orang lainnya kehilangan tempat tinggal akibat bencana alam ini.

Otoritas setempat menggunakan ekskavator untuk menggali timbunan longsor yang didominasi lumpur. Seperti dilansir AFP, Selasa (15/8/2017), beberapa rumah warga di desa Regent terendam banjir. Bahkan sejumlah jasad korban dilaporkan mengapung di genangan banjir di Lumley West.

Juru bicara Palang Merah setempat, Patrick Massaquoi, menuturkan kepada AFP, korban tewas sejauh ini mencapai 312 orang. Jumlah itu diperkirakan bisa terus bertambah karena tim Palang Merah masih terus menyisir lokasi longsor dan banjir.

“Saya menghitung lebih dari 300 jenazah dan lebih banyak lagi akan datang,” tutur Mohamed Sinneh selaku staf kamar mayat Rumah Sakit Connaught, Freetown, kepada AFP

Disebutkan Sinneh bahwa pihak rumah sakit sempat kewalahan akibat terlalu banyaknya jenazah yang dibawa ke rumah sakit itu. Fasilitas kamar mayat rumah sakit hampir tidak memiliki tempat untuk menampung jenazah-jenazah itu. Ditambahkan Sinneh, banyak korban tewas lainnya dibawa ke kamar-kamar mayat swasta.

Sierra Leone yang terletak di Afrika Barat, merupakan salah satu negara termiskin di dunia. Pejabat penanggulangan bencana setempat, Vandy Rogers, menyebut ‘lebih dari 2 ribu orang kehilangan rumah’ akibat bencana alam ini.

Presiden Sierra Leone, Bai Koroma, menyatakan pusat tanggap darurat telah dibentuk di Regent, wilayah yang terdampak paling parah. Pusat tanggap darurat itu bertujuan untuk menampung warga yang kehilangan tempat tinggal. Koroma menyerukan seluruh rakyat Sierra Leone untuk bersatu menghadapi bencana alam ini, selain terus berjuang menghadapi sisa-sisa wabah Ebola dan perang saudara yang tiada berakhir.

“Negara kita, sekali lagi, dirundung duka. Banyak rekan senegara kita yang kehilangan nyawanya, lebih banyak lagi yang mengalami luka parah dan miliaran properti warga Sierra Leone hancur akibat banjir dan longsor yang menyapu sebagian kota kita,” ucapnya.

“Setiap keluarga, setiap kelompok etnis, setiap wilayah terdampak oleh bencana ini, baik secara langsung maupun tidak langsung,” imbuh Koroma.

Foto-foto dari lokasi kejadian menunjukkan lumpur berwarna oranye tua memenuhi jalanan. Video yang diunggah ke media sosial menunjukkan orang-orang menyeberangi banjir dengan ketinggian mencapai pinggang hingga dada manusia dewasa. Badan Meteorologi Sierra Leone dilaporkan tidak merilis peringatan menjelang turunnya hujan deras yang memicu banjir.

(dc)

Close Ads X
Close Ads X