UMA Targetkan Masuk Rangking Dunia Universitas Hijau

Medan – Universitas Medan Area (UMA) menargetkan masuk dalam rangking dunia universitas hijau atau World Rangking Green University.

“Untuk mencapai target itu kami telah mengisi borang yang diajukan UI Green Metric World Class University Rangking, untuk masuk dalam perangkingan dunia kampus hijau yang dijadwalkan diumumkan pada Desember mendatang,” kata Wakil Rektor (WR) UMA bidang kerja sama, Prof Zulkarnain Lubis, akhir pekan kemarin di kampus tersebut Jalan Kolam Medan Estate.

Zulkarnain optimistis, rangking tersebut nantinya akan membangggakan. Sebab, selama ini tanpa disadari, UMA telah mengarah ke green metric.

Menurutnya, kini UMA hanya memungut dan mengumpulkan bukti-bukti universitas ini sudah green. Untuk itu dia meyakini UMA akan masuk di antara 500-an perguruan tinggi top di dunia yang masuk World Rangking Green University.

Zulkarnain menyebutkan, di Sumut masih dua perguruan tinggi yang masuk dalam program World Rangking Green University ini, yakni Universitas Negeri Medan (Unimed) dan UMA.

Berkaitan dengan itu UMA mengundang Ketua Universitas Indonesia (UI) Green Metric World Class University Rangking, Prof Riri Fitri Sari sekaligus menyampaikan ceramah umum mengenai kriteria menembus World Rangking Green University di Convention Hall kampus tersebut.

Prof Riri Fitri Sari dalam ceramahnya mengatakan, untuk masuk rangking dunia universitas hijau, perguruan tinggi harus memenuhi enam kriteria dan indikator. Pertama, pengaturan dan sarana kampus. Yakni kebijakan dan fasilitas yang mendukung kampus untuk menyatakan universitas tersebut layak menjadi kampus hijau.

Kedua, energi dan perubahan iklim. Yakni bagaimana kampus menggunakan peralatan hemat energi, kebijakan penggunaan energi terbarukan, penggunaan listrik total, green building dan lainnya.

Ketiga, penanganan limbah. Yaitu bagaimana universitas melakukan pengolahan daur ulang terhadap limbah, baik limbah organik, limbah anorganik maupun limbah beracun.

Keempat, penggunaan air. Dalam hal ini, kata Riri, kampus dituntut meminimalisir penggunaan air, dan melakukan konservasi terhadap air.

Kelima, penanganan transportasi. Yakni bagaimana kampus menggunakan dan mengatur penggunaan transportasi yang ramah lingkungan guna mengurangi zat karbon di universitas.

Disebutkannya, indikator yang digunakan sangat banyak, mulai dari jumlah mobil yang dimiliki universitas, sampai kebijakan sepeda kampus dan pejalan kaki.

Terakhir pendidikan yakni universitas harus menciptakan generasi baru yang peduli terhadap lingkungan.

Prof Riri yakin UMA mampu memenuhi kriteria itu karena dia melihat kampus ini selain bersih, hijau juga penataan parkir bagus, sehingga tak banyak kendaraan yang bersileweran di dalam kampus.

Ketua YPHAS UMA HM Erwin Siregar menyebutkan, jauh sebelumnya UMA sudah mempersiapakan menjadi kampus green. Salah satunya sudah punya rumah kompos pengelolaan sampah.

Selain itu memilki areal 5,4 hektare untuk pengeloaan sistem tadah hujan yang dijadikan tempat praktik bagi mahasiswa Fakultas Pertanian (FP) UMA.

“Kita memprogramkan seluruh parit yang ada di UMA ada ikannya. Saat ini sudah berjalan 20 persen. Bisa disaksikan, sebagian parit di kampus ini ada ikannya,” kata Erwin. (swisma)

Close Ads X
Close Ads X