Persiapkan Tenaga Las Berkompeten dan Profesional

PUKUL GONG. Direktur Politenik Negeri Medan, M Syahruddin ST MT (paling kiri) pukul gong bersama unsur pimpinan Polmed lainnya pada pembukaan NWC 2018 yang diikuti 26 Politeknik negeri se Indonesia.

26 Politenik Negeri se-Indonesia Bertarung di NWC 2018

Medan | Jurnal Asia

Politeknik Negeri Medan (Polmed), kembali menjadi tuan rumah pada National Welding Competition (NWC) 2018 berlangsung di Kampus Polmed dimulai 6 – 9 Agustus 2018. Kompetisi ini, diikuti 26 Politenik Negeri se-Indonesia.

Kompetisi ini, mengusung tema ‘mempersiapkan tenaga pengelasan yang kompeten dan profesional dalam dunia industri’. Opening ceremony NWC 2018 dihadiri Direktur Politenik Negeri Medan, M Syahruddin ST MT bersama Wakil Direktur (Wadir) I Nursiah, Wadir II, Abdul Rahman, Wadir III, Nisfan Bahri dan Wadir IV, Berta Ginting serta seluruh peserta kompetisi.

Syahruddin mengatakan pada NWC 2018 diikuti 81 peserta dan 26 official dari 26 Politeknik yang ada di Indonesia. Ia menjelaskan NWC adalah sebuah kompetisi pengelasan berskala nasional untuk mempertemukan mahasiswa yang dibekali keterampilan yang nantinya akan menjadi calon welder profesional.

“Dalam kompetisi ini peserta dinilai kemampuannya dalam hal teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi atau tanpa tekanan dan tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang continue,” jelas Syahruddin.

Dalam kompetisi dengan katagori‎ Las Pipa SMAW 2G (PC), Katagori Las Pipa SMAW 5G (PH), Katagori Las Plat SMAW 3G (PF), Katagori Las Pipa GMAW 2G (PC), Katagori Las Plat GMAW 3G (PF), Katagori Las Pipa GTAW IG (PA) dan Katagori Las Plat GTAW IG (PA).

“Seleksi dilaksanakan dalam dua tahap yaitu ujian tulisan dan tes rigi-rigi. Pasa tes rigi-rigi ini, peserya mempraktikan pembuatan alur las 3 jalur, stop and run 2 kali tiap jalur,” ucap Syahruddin.

Ia mengungkapkan NWC sendiri telah berlangsung secara rutin setiap tahun dilaksanakan di Politeknik Negeri di seluruh Indonesia. Syahruddin ‎menjelaskan tujuan kompetisi ini, untuk mengukur pencapaian kompetensi pengelasan mahasiswa perguruan tinggi negeri dan swasta se-Indonesia.

“Yang mengacu pada standar baku yang berlaku secara nasional maupun internasional, sebagai bahan program pengembangan dan pembinaan kompetensi pengelasan terhadap kebutuhan industri,” tuturnya.

Dengan kompetisi ini, menurutnya bisa mendorong minaat keahlian pengelasan dalam pemenuhan terhadap permintaan tenaga kerja bidang pengelesan bagi industri dalam negeri maupun luar negeri dan menjaring SDM berbakat dalam di bidang pengelesan secara pribadi peserta. “Percepatan pembangunan terkait dengan SDM, tenaga kerja las Indonesia dengan gaji besar dan15 ribu tenaga pengelas profesional Indonesia,” tutur Syahruddin.

Ia mengatakan mainset penggelasan menjadi tenaga kerja keras. Namun, hal itu harus diubah. Karena, di Tanah Air ini, tenaga kerja Pengelasan profesional dan sertifikasi. Dengan itu, tenaga kerja pengelasan memiliki upah yang besar.

“Pengelasan hanya sebagai menyambung dan menutup yang bocor. Mainset buruh kasar, tapi itu tidak. Tenaga kerja las sudah bekerja di luar negeri dengan memiliki sertifikasi,” katanya seraya mengimbau kepada seluruh peserta dengan berkompetensi secara sehat dan profesional. (swisma)

Close Ads X
Close Ads X