Mobil Irit Energi Mahasiswa RI Rajai Shell-Eco Asia | ITM Satu-satunya PTS dari Sumut

Medan – Suatu kebanggaan bagi Indonesia terhadap karya mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Bagaimana tidak, pada ajang Shell Eco-Marathon Asia 2017 di Singapura, mobil irit energi karya mereka merajai perlombaan bergengsi tersebut.

Perlombaan yang digelar di Changi Exhibition Center Singapura itu didominasi kemenangan mahasiswa Indonesia dan meraih lima besar untuk kategori Urban Concept Car kelas Internal Combustion Engine (ICE), atau mesin pembakaran internal .

Pada kompetisi tersebut, tim mahasiswa Institut Teknologi Medan (ITM) merupakan satu-satunya perguruan tinggi swasta (PTS) di Sumut yang turut adu ketangkasan di bidang karya otomotif.

“Kita bersyukur tim ITM berhasil lolos ke kejuaran Asia itu dengan berada di posisi 12 dari ratusan peserta dari berbagai negara di dunia,” kata Rektor ITM, Dr Ir Mahrizal Masri MT di kampus tersebut Jalan Gedung Arca Medan, Kamis (23/3).

Tim Ganteng ITM sesampainya di kampus tersebut usai mengikuti ajang yang digekar sejak 15- Maret itu langsung disambut rektor, dekan, dan jajaran pimpinan ITM.

Rektor ITM, Dr Ir Mahrizal Masri MT mengutarakan kebanggaannya atas capaian yang diraih oleh tim dari universitas yang dipimpinnya tersebut. Dia berharap ke depan ITM bisa mengikuti kembali kompetisi serupa maupun kompetisi-kompetisi lain dan meraih capaian yang lebih baik lagi.

Menurutnya jurusan teknik mesin ITM telah mencatatkan nama kampus sejajar dengan PT di Asian, meski torehan prestasi masih jajaran 20 besar Asia. Didampingi para wakil rektor dan Dekan Teknik Mesin ITM, Dr Ir Suwarno MT, rektor mengatakanm tim ini harus mempunyai regenerasi kepada mahasiswa lainnya.

Dia berharap, tidak hanya mahasiswa teknik mesin yang mampu mendulang prestasi tapi juga dari jurusan lainnya dapat membawa harum nama ITM dikancah nasional maupun internasional.

Dosen pembimbing, Mahyunis ST MT memaparkan proses suka dan duka yang dialami tim saat beralaga di Singapura. Tim yang berhasil meraih juara I, II atau III, maka secara otomatis mewakili Asia mengikuti kejuaraan dunia di Inggris.

Disebutkannya, dibandingkan tahun sebelumnya, kategori kompetisi mengalami perubahan. Sebelumnya kategori kompetisi didasarkan sumber energi yang digunakan untuk menggerakkan mobil, yaitu bensin, solar, etanol, gas natural, baterai listrik, dan hidrogen,.

Sedangkan pada tahun ini kompetisi didasarkan atas tiga kelas energi saja yaitu Mesin Pembakaran Internal (ICE), Baterai Listrik, dan Hidrogen.

Sebagai kompetisi tahunan, Shell Eco-marathon Asia tahun ini menghadirkan 123 tim mahasiswa dari 20 negara untuk berkompetisi. Edisi Asia yang kedelapan dari kompetisi inovasi mahasiswa ini menyambut peserta dari Selandia baru yang ikut untuk pertama kalinya.

Dia mengatakan, tim belum berhasil meraih prestasi menggembirakan karena banyak faktor. Apalagi peraturan diberlakukan dalam ajang ini menggunakan sistem baru.

(swisma)

Close Ads X
Close Ads X