Menristekdikti Fokus Revitalisasi Politeknik

Jakarta – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir melakukan kunjungan kerja Ke Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP).

Ia berharap lulusan politeknik menjadi pemain tengah dalam penyiapan sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan berdaya saing tinggi.

Menristekdikti menyoroti pandangan beberapa instansi dan dunia usaha yang masih beranggapan lulusan pendidkan politeknik Diploma IV tidak setara dengan sarjana akademik. Akibatnya lulusan Diploma IV mengalami kesulitan di dunia kerja.

Untuk itu, Kemenristekdikti telah mengirimkan surat kepada berbagai instansi baik Instansi Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun pihak Swasta yang menyatakan lulusan Diploma IV setara dengan lulusan Sarjana Akademik.

Menristekdikti menyatakan saat ini Kemenristekdikti tengah fokus dalam melakukan Revitalisasi Politeknik, mulai dari revitalisasi kurikulum, penguatan kapasitas dan kapabilitas dosen hingga kompetensi mahasiswa.

Kurikulum politeknik dirancang dengan skema 3-2-1, 3 semester di kampus, 2 semester di industri, 1 semester di kampus/industri untuk menyelesaikan tugas akhir.

“Diharapkan dengan skema ini akan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan daya saing tinggi,” ujar Nassir.

Untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dosen politeknik, Kemenristekdikti telah menyiapkan Program Beasiswa Retooling Kompetensi Vokasi Dosen Pendidikan Tinggi Vokasi.

Melalui program ini, Kemenristekdikti memberikan bantuan pembiayaan bagi dosen politeknik untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi baik dalam maupun luar negeri.

Menristekdikti juga berpesan agar setiap mahasiswa lulusan politeknik agar memiliki sertifikat kompetensi.

“Harapan saya, semua lulusan politeknik memiliki sertifikat kompetensi, ke depan dunia kerja tidak hanya akan melihat ijazah saja, namun lebih mengutamakan kompetensi apa yang dimiliki,”ujar Menteri Nasir.

Nasir mengatakan industri ke depan tidak lagi mengutamakan atau bertanya soal ijazah. Industri akan lebih memilih fokus melihat keahlian yang dimiliki calon pegawai di bidang masing-masing.

“Industri ke depannya tidak lagi bertanya ijazah dan sekarang keahlian yang dibutuhkan sesuai bidangnya masing-masing,” katanya.

Terkait program diploma 4 dengan sarjana S1, dirinya mengaku memang memiliki kesetaraan. Namun Diploma 4 dinilai memiliki keunggulan dibandingkan sarjana S1.

“Ristek Dikti mengakui diploma 4 setara dengan sarjana S1, Sarjana terapan dalam hal lulusan dari Diploma 4 mempunyai keunggulan daripada sarjana umumnya,” jelasnya.

Mengenai keunggulan lulusan Diploma 4 yang dimaksudkan, dirinya mengatakan dari segi keunggulannya lebih kepada pendidikan vokasi (praktek) ketimbang pendidikan dengan menekankan pada akademis (Teori).

“Terlebih lagi lulusan sarjana terapan bukan hanya memiliki Ijazah, tetapi sertifikasi kompetisi sesuai dengan bidangnya,” ujarnya.

(rep|swm)

Close Ads X
Close Ads X