Ketua MPR: Pelajaran Agama Sebaiknya Ditambah

Ketua MPR Zulkifli Hasan (kiri) disaksikan Kapolda Banten Brigjen Sigit Prabowo (kanan) berpidato pada acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Aula Universitas Tirtayasa, di Serang, Banten, Selasa (28/2). Acara tersebut dimaksudkan untuk menanamkan kerelaan bela bangsa dan rasa kecintaan untuk menjaga keutuhan NKRI. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/pd/17

Depok – Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan pendidikan agama di sekolah tidak boleh dihapuskan, melainkan harus ditambah guna membentuk karakter siswa.

“Pendidikan agama tidak boleh dihapuskan. Jangan jauhkan generasi muda kita dari nilai-nilai agama. Pendidikan agama justru sebaiknya ditambah,” ujar Zulkifli Hasan saat menyosialisasikan empat pilar MPR RI kepada Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) di SD Islam Terpadu Rahmaniah, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Selasa (20/6).

Zulkifli mengatakan dirinya akan menentang jika pendidikan agama benar-benar dihapus. Menurut Zulkifli hanya kelompok sekuler radikal yang menghapuskan pendidikan agama.

“Yang sekuler itu bisa juga radikal. Ada juga yang bilang pendidikan agama tidak bikin maju, kan aneh, orang begitu tapi dipilih rakyat,” kata Zulkifli. Selain pendidikan agama, Zulkifli Hasan juga meminta agar pelajaran kewarganegaraan dan pancasila dihadirkan kembali di sekolah dan kampus.

Menurut dia, sangat penting untuk memperkuat kembali nilai-nilai luhur bangsa.

“Sekarang orang hapus pelajaran Pancasila, moral Pancasila. Semua terkait nilai-nilai dihilangkan, kita disuruh tarung bebas seperti di hutan belantara. Ini namanya bukan jalan mundur tapi jalan kehancuran,” kata Zulkifli.

Lebih jauh, Zulkifli Hasan mengaku prihatin dengan situasi saat ini dimana segala sesuatu dinilai dengan uang. Memilih pemimpin dengan uang, ketokohan dinilai dengan uang dan ukuran lainnya. Hal ini menurut dia, karena pendidikan tidak diimbangi oleh pemahaman nilai-nilai.

“Dengan pendidikan agama dan Pancasila kita kembalikan lagi integritas, kejujuran dan intelektualitas dan rekam jejak sebagai tolok ukur dalam memilih pemimpin,” jelas dia.

Sebelumnya muncul berita yang menyebut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi akan menghapus pendidikan agama. Namun berita itu langsung diluruskan Kemendikbud yang menyatakan pendidikan agama justru akan ditambah melalui kegiatan ekstrakulikuler.

Sementara itu IGTKI Sukmajaya, Depok, Jawa Barat mengadu kepada Ketua MPR Zulkifli Hasan tentang kecilnya gaji yang diperoleh mereka.

“Kami guru TK yang setiap tanggal 1 gajinya sudah ‘koma’ (habis). Tapi semangat kami untuk mendidik generasi Insya Allah tetap 45 pak,” ujar perwakilan IGTKI Sukmajaya, Saidah Ahmad Saidah mengatakan guru taman kanak-kanak kerap dipandang sebelah mata. Padahal, kata Saidah, tanpa pendidikan usia dini dan taman kanak-kanak, maka dunia pendidikan tidak akan berwarna.

Oleh karena itu, Saidah mewakili IGTKI Sukmajaya, Depok, berharap agar Ketua MPR dapat membantu memperhatikan nasib guru TK.

Kepala Bidang Pendidikan Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat dari Dinas Pendidikan Kota Depok, Tatik Wijayati mengatakan meskipun berada dalam keterbatasan, semangat guru pendidikan usia dini dan taman kanak-kanak Kota Depok sangat besar.

Tatik mengatakan, mendidik di Kota Depok tidak mudah, karena Depok merupakan kota yang multietnis. Tatik berharap sosialisasi empat pilar yang diberikan Ketua MPR dapat menjadi bekal guru dalam memberikan pembelajaran di sekolah maupun masyarakat.

Zulkifli mengaku memahami keberadaan guru pendidikan anak usia dini dan taman kanak-kanak, karena putri Zulkifli menjadi ketua komunitas guru pendidikan usia dini.

“Putri saya Ketua Bunda Pintar anggotanya semua ibu-ibu guru paud di Jakarta,” ujar Zulkifli. (ant)

Close Ads X
Close Ads X