Ilham Habibie Kuliah Umum di Unimed | Riset Terapan Dukung Daya Saing UKM Indonesia


Medan – Di era pasar bebas ini Indonesia bukan hanya mengandalkan teknologi tapi juga inovasi dan kewirausahaan guna mentransformasikan negara ini untuk lebih mengandalkan pada faktor ekonomi yang belum dimiliki.

“Kesenjangan yang diakibatkan oleh ekonomi sangat besar. Adanya ketimpangan tersebut, itu yang harus diperbaiki. UKM bisa jadi solusinya. Untuk itu perlunya riset terapan sebagai upaya mendukung daya saing Indonesia,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Telematika, Penyiaran dan Riset dan teknologi Dr Ing Ilham Akbar Habibie MBA ketika menyampaikan kuliah umum di Auditorium Universitas Negeri Medan (Unimed), Kamis (23/2).

Pada kuliah umum yang terselenggara atas kerjasama Kadinsu-Unimed dan Ivan Iskandar Institute dengan menghadirkan putera pertama mantan Presiden RI Prof BJ Habibie ini menuturkan, tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini merupakan tantangan di masa lampau, bahkan untuk 20 tahun mendatang.

Dia menyebutkan, untuk menyikapi itu Indonesia harus punya tiga hal, yakni stabilitas negara, pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, dan sosial budaya pertumbuhan.

Ilham Habibie menjelaskan, saat ini Indonesia dalam keadaan stabil. Namun untuk mencapai masa depan yang cerah perlu pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

Ilham Habibie juga menyebutkan ada empat hal yang perlu diperhatikan oleh negara manapun di dunia untuk mencapai potensi ekonomi maksimal di masa depan. Rektor Unimed Prof Syawal Gultom mengatakan, kuliah umum ini diharapkan memberi pemahaman bagi mahasiswa bagaimana situasi pekerjaan di luar kampus secara utuh sehingga meningkatkan kemampuan mahasiswa.

“Kelemahan kita selama ini tidak terlalu banyak memahami kondisi di luar. Karena itu kita perlu belajar dan kuliah pada orang-orang yang kesehariannya itu di dunia kerja supaya bisa memberi inspirasi,” kata rektor.

Menurutnya mahasiswa harus dari sejak dini diberikan wawasan dan pemahaman tentang situasi kerja. Sebab hakikatnya kurikulum Unimed yang baru adalah menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan dunia kerja ke kampus. Salah satu hakikatnya dengan cara mengundang pakar-pakar dunia kerja

Rektor juga menuturkan, untuk membangkitkan negara dibutuhkan tiga komponen, yakni ilmuwan, pengusaha dan birokrat. Menurutnya, jika ketiga komponen itu bisa dipadukan akan menunjukkan pertanda percepatan bangkitnya satu negara.

Dekan FE Unimed, Prof Indra Maipita MSi PhD mengatakan, di perguruan tinggi, banyak riset yang dilakukan. Namun belum tentu hasil riset itu bermanfaat karena tidak ada link (hubungan).

“Dengan kuliah umum ini, kita berharap perguruan tinggi tahu persis apa yang menjadi kebutuhan pelaku UMKM. Begitu pula dengan pemerintah, bisa yakin untuk sama-sama bekerja mengembangkan dunia usaha,” ujarnya.

Menurutnya kebutuhan riset tentu akan disesuaikan sesuai permintaan dari potensi daerah masing-masing. Tentu jika terjalin kerja sama yang bagus menata dan mengelola UMKM.

Ketua Kadin Sumut Ivan Iskandar Batubara mengatakan, kebanyakan orang menyepelekan keberadaan UMKM (usaha mikro kecil menengah). Padahal, kata Ivan, UMKM itu adalah salah satu tulang punggung perekonomian nasional.

Disebutkannya Kadin dan perguruan tinggi meningkatkan peran dan kemampuan UMKM ke depan yang harus menghasilkan produk dicintai seluruh warga dunia. Artinya produknya harus global Iva juga mengimbau UMKM Indonesia harus identik dengan produk atau layanan dan jasa terbaik yang diperlukan dan jangan terjebak dengan produk asing, namun harus bisa bermitra dengan asing sehingga mudah memasarkan produk. (swisma)

Close Ads X
Close Ads X