7.649 Sekolah | Dipastikan tak Ikuti SNMPTN 2018

Jakarta – Sebanyak 7.649 sekolah di seluruh Indonesia dipastikan tidak mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2018. Pasalnya, hingga Senin (12/2) pukul 23.59 WIB, ribuan sekolah tersebut tidak mengisi data ke dalam Pangkalan Data Siswa dan Sekolah (PDSS).

Koordinator Humas SNMPTN dan SBMPTN 2018 Tunjung Wahadi memastikan tidak ada lagi perpanjangan waktu pengisian PDSS untuk SNMPTN 2018 ini. Karenanya, bagi sekolah yang telah mengisi data namun belum finalisasi hingga Senin malam pun, dipastikan tidak dapat mengikuti seleksi. “Jumlah sekolah mengisi data ke PDSS itu sebanyak 18.553 sekolah, adapun yang sudah finalisasi hanya 16.049 sekolah. Siswa yang verifikasi ada sebanyak 1.118.137 siswa,” kata Tunjung, Selasa (13/2).

Dia mengatakan, sekolah terbanyak yang tidak mengisi data ke dalam PDSS untuk SNMPTN 2018 tetap ditempati Jawa Barat dengan jumlah 1.318 sekolah. Lalu kedua, Jawa Timur sebanyak 1.067 sekolah, disusul Jawa Tengah sebanyak 789 sekolah.

Selanjutnya diposisi keempat ada Sumatera Utara sebanyak 529 sekolah, dan posisi kelima Provinsi Banten sebanyak 393 sekolah yang tercatat tidak mengisi data ke dalam PDSS untuk SNMPTN 2018.

Adapun untuk jadwal lainnya dalam pelaksanaan SNMPTN 2018 tidak ada yang berubah. Pendaftaran akan tetap dibuka pada 21 Februari hingga 6 Maret mendatang. Kemudian, pengumuman seleksi pada 17 April, pendaftaran ulang di PTN masing-masing digelar pada 8 Mei.

“Tahapan selanjutnya masih cukup banyak, tapi mengacu pada pelaksanaan sebelumnya cukup lancar,” kata dia.

Sementara itu untuk pendaftaran online Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2018, yaitu mulai 5 April – 27 April, pelaksanaan tes pada 8 Mei, ujian keterampilan pada 9-11 Mei dan pengumuman hasil seleksi pada 3 Juli 2018.

Sementara itu Ikatan Guru Indonesia (IGI) meminta panitia menelusuri penyebab ribuan sekolah tidak mengisi data ke PDSS untuk SNMPTN 2018. Sebab, ada kemungkinan, guru dan pihak sekolah di daerah tidak memiliki pemahaman yang cukup terkait jalur SNMPTN .

Ketua Umum IGI Muhammad Ramli mengatakan, evaluasi menjadi penting dilakukan panitia untuk mendeteksi alasan-alasan keengganan sekolah untuk berpartisipasi dalam SNMPTN 2018. Dengan begitu, diharapkan ke depan sekolah-sekolah tersebut bisa aktif kembali menjembatani cita-cita siswanya untuk berkuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Menurut dia, Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sederajat di beberapa daerah yang terkena dampak bencana alam pun jumlahnya cukup penyebab. Bencana alam tersebut, tentunya telah melumpuhkan beberapa sarana prasana pendidikan di sekolah. Hingga akhirnya menjadi kendala bagi pihak sekolah untuk mengisi PDSS untuk jalur SNMPTN 2018. (rep|swm)

Close Ads X
Close Ads X