Tumbuh 0,8 Persen 2016 Ekonomi Sumut Lebih Tinggi dari Nasional

Medan – Perekonomian Sumatera Utara (Sumut) tahun 2016 tumbuh sebesar 5,18 persen, angka ini naik 0,8 persen dari tahun 2015 yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,10 persen. Pertumbuhan ekonomi Sumut lebih tinggi dibandingkan nasional yang mencapai 5,02 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Syech Suhaimi mengatakan, pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha. Pertumbuhan ekonomi 2016 yang mencapai 5,18 persen terutama di sumbang oleh tiga sektor yakni, sektor informasi dan komunikasi, sektor usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan pengadaan air.

Ia merinci, sektor informasi dan komunikasi merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 7,76 persen. Kemudian, sektor penyumbang kedua yakni lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 7,37 persen dan pengadaan air sebesar 6,71 persen. 

“Jika dilihat dari struktur perekonomian Sumut, menurut lapangan usaha tahun 2016 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama. Yakni, pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 21,65 persen, industri pengolahan sebesar 19,98 persen serta perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor sebesar 17,89 persen,” katanya di Kantor BPS Sumut, Senin (6/2).

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tahun 2016, katanya, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,21 persen. Diikuti, perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil sepeda motor sebesar 1,00 persen dan industri pengolahan sebesar 0,88 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut Arief Budi Santoso mengatakan, pertumbuhan ekonomi Sumut tidak pernah lepas dari pergerakan ekonomi nasional. Kenaikan pertumbuhan tersebut juga dikarenakan adanya kenaikan kebutuhan dihari-hari besar keagamaan dan juga daya beli masyarakat dan juga naiknya harga CPO

“Hal-hal tersebut yang juga menunjang pertumbuhan ekonomi Sumut. Sementara, peran sektor pertanian juga tidak lepas bahwa sektor pertanian paling besar tetapi tumbuhnya sedikit ini dikarenakan sejumlah faktor diantaranya, tanaman cabai memang gagal panen dan ditambah lagi faktor cuaca,” tandasnya. (netty)

Close Ads X
Close Ads X