Subsidi Elpiji 3 Kg Dicabut, Sumut Bakal Kesulitan Kendalikan Inflasi

 

Ilustrasi elpiji.Netty

Medan | Jurnal Asia
Indonesia bakal kembali direpotkan dengan kemungkinan kenaikan harga elpiji yang wacananya digulirkan oleh pemerintah. Kebijakan ini nantinya akan membuat sejumlah wilayah di Indonesia tanpa terkecuali Sumut akan semakin kesulitan dengan pengendalian inflasi.

Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, sumbangan untuk kenaikan harga elpiji, harga rokok dan kenaikan iuran BPJS, sangat potensial menyumbang inflasi nasional sebesar lebih kurang 0,5%-0,7%. Maka sebenarnya, target inflasi sesuai dengan sasaran BI di rentang 3%±1, akan lebih banyak wilayah yang akan merealisasikan inflasi di batas atas target BI.

Sumut sendiri, secara keseluruhan di tahun 2019 mampu keluar dari tekanan hebat setelah mengalami tekanan inflasi di 5.4%-an di tahun berjalan 2019, serta sempat di atas 6% posisi YoY nya. Sumut mampu merealisasikan inflasi di bawah nasional bahkan di batas bawah target BI 2,5%.

“Di tahun 2019 Sumut mampu merealisasikan angka inflasi sebesar 2,33%. Capaian tersebut memang fantastis tetapi tahun 2020 ini tantanganya tak kalah besar,” katanya, Senin (20/1/2020).

Ia melanjutkan, kenaikan iuran BPJS, rokok dan kemungkinan harga nantinya akan sangat membebani pengendalian inflasi Sumut. Diperkriakan menyumbang inflasi 0,5% hingga 0,7%.

Jika Sumut ingin mengulang prestasi serupa, maka Sumut hanya diberikan ruang laju kenaikan inflasi sebesar 1,8% di 2020 ini, di luar kenaikan iuran BPJS, rokok dan elpiji.

Sebelumnya, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengungkapkan, capaian inflasi Sumut berada di bawah sasaran inflasi nasional, yakni sebesar 2,33% untuk year on year (yoy) tahun 2019 dan sasaran nasional sebesar 2,72 harus dipertahankan dan harus kita tingkatkan capaian di tahun 2020.

Beberapa hal yang harus diwaspadai untuk pengendalian inflasi tahun 2020 menurut Edy adalah distributor dan importir yang lebih mengedepankan keuntungan bisnis dibandingkan kebutuhan masyarakat Sumut.

“Meskipun banyak produksi pertanian kita, tetapi pada saat dibutuhkan masyarakat malah tidak ada dan didistribusikan ke luar Sumut. Ini bisa memicu inflasi kita nanti,” pungkasnya.(nty)

Close Ads X
Close Ads X