Stok CPO Anjlok | Saham Perusahaan Sawit Bakal Naik Daun

Jakarta – Saham produsen minyak sa­wit mentah (crude palm oil/CPO) diprediksi naik daun. Pasal­nya, persediaan (inventory) Malaysia turun ke titik terendah dalam 5-bulan terakhir dan diperkirakan mengerek harga.

Malaysian Palm Oil Board merilis, stok pada Januari 2017 sebesar 1,54 juta ton karena ekspor yang melemah, turun dari 1,67 juta ton pada Desember 2016. Namun angka itu masih lebih tinggi daripada prediksi konsensus sebesar 1,49 juta ton.

Analis Mandiri Sekuritas, Yudha Gautama menyatakan, masih t­e­tap menilai positif pada harga CPO sepanjang 2017, karena pros­pek permintaan yang membaik yang didukung oleh aktivitas re-stocking dan dorongan dari biodiesel.

“Meskipun merosot, inventory Januari 2017 masih lebih tinggi dari proyeksi konsensus sebesar 1,49 juta ton karena kinerja ekspor yang buruk. Kami me­nge­stimasi tingkat inventory akan tetap rendah beberapa bulan ke depan karena musim panen yang rendah masih ber­lang­sung,” jelasnya dalam riset, Senin (13/2).

Saat ini, Yudha menetapkan kembali rekomendasi overweight pada sektor perkebunan karena prospek permintaan yang lebih baik, dengan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) menjadi pilihan utama.

“Saat ini, kami menilai bahwa sektor tersebut kekurangan katalis, karena berita musim pa­­nen yang rendah sudah ter­fak­torkan (priced-in),” ka­tanya.

Namun, ia mengestimasi ko­reksi harga dalam jangka wak­tu pendek karena pemulihan pro­duksi (dimulai dari Maret 2017), sehingga memberi ke­sem­patan investor untuk mem­beli karena harga kelapa sa­wit yang lebih rendah akan men­dorong pembelian untuk restocking dan biodiesel.

“Saat ini kami sedang me­ninjau kembali asumsi harga CPO sepanjang 2017,” jelas Yudha.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan RI mengerek harga referensi produk CPO untuk penetapan Bea Keluar (BK) pe­riode bulan Februari 2017. Me­ningkatnya harga referensi ter­sebut serta merta membuat BK CPO dinaikkan.

Direktur Jenderal Per­da­ga­ngan Luar Negeri Ke­mendag, Dod­y Edward me­ngatakan, har­ga referensi produk CPO bulan Februari 2017 dipatok sebesar US$815,52 per metrik ton, naik US$27,26 atau 3,46 persen dari periode bulan Januari 2017 yaitu US$788,26 per metrik ton.

Dody menambahkan, pe­ne­tapan ini tercantum dalam Pe­ra­turan Menteri Perdagangan Nomor 02/M-DAG/PER/1/2017 tentang Penetapan Harga Pa­tokan Ekspor (HPE) atas Produk Per­tanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar.

“Saat ini, harga referensi CPO kembali mengalami peningkatan dan berada pada level di atas US$800. Untuk itu, pemerin­tah mengenakan BK untuk CPO sebesar US$18 per metrik ton untuk periode Februari 2017,” ujarnya.
(cnn)

Close Ads X
Close Ads X