Stabilkan Harga, Bulog Fokus kepada Penyediaan Stok dan Distribusi Pangan

Kepala Perum Bulog Divre I Sumut, Benhur Ngkaimi

Medan | Jurnal Asia

Perum Bulog Divre I Sumatera Utara (Sumut) berupaya melakukan stabilisasi harga-harga bahan pokok di pasar Kota Medan. Jelang Natal dan Tahun Baru ini pihaknya fokus kepada ketersediaan pasokan dan distribusi pangan.

Kepala Perum Bulog Divre I Sumut, Benhur Ngkaimi mengatakan, langkah Bulog dalam menstabilkan harga saat ini fokus kepada dua hal. Pertama,  penyediaan stoknya di mana bahan makanan pokok cukup tersedia dalam jumlah yang relatif cukup banyak.

Kemudian kedua, lanjut Benhur, ialah proses distribusi pangan ke pasar hingga ke masyarakat. Jangan sampai ditingkat distribusi jadi terhambat.

“Stok sudah aman dan distribusi yang harus dipertahankan. Karenanya kalau ingin harga stabil diharapan jangan ada hambatan di dua sektor ini. Kalau persediaan stok itu tugasnya Bulog sedangkan distribusinya itu tugas Satgas Pangan dan Dinas Perdagangan,” katanya, Jumat (7/12).

Untuk stok beras sendiri, sambungnya, sedikitnya ada 90 ribu ton baik premium ataupun medium di seluruh gudang di Sumut termasuk Gunung Sitoli. Diakuinya, pihaknya juga harus menyewa gudang untuk menampung stok beras karena kapasitas gudang hanya 80 ribu ton.

“Untuk sementara ini belum ada tambahan karena stok itu kalau kita salurkan bisa sampai bulan Juli-Agustus 2019. Kalau kita nambah takutnya akan tersimpan lama dan kualitasnya bisa berubah,” ucapnya.

Sedangkan terkait harga, sampai saat ini belum ada perubahan, meski harga jual dinaikkan tapi tetap dibawah Harga Eceran Tertinggi (HET) misalnya Rp9.050 per kilogram kemudian di eceran Rp9.450 sekarang boleh dijual Rp9.600-9.700.

Sementara untuk Operasi Pasar (OP), terangnya, saat ini OP tidak seperti dulu lagi menunggu harga naik 10-15 persen. Sekarang OP sudah menjadi rutinitas Bulog dan setiap hari pemerintah melakukan OP 15 ribu ton secara nasional.

“Setiap hari Bulog lakukan OP tanpa batasan apakah itu hari besar keagamaan atau tidak. Tinggal bagaimana pasar menerimanya atau tidak, kita tidak bisa paksakan,” tandasnya. (netty)

Close Ads X
Close Ads X