PTBA Masih Pertimbangkan Lepas “Treasury Stock”

Jakarta – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) me­ngaku masih mem­per­tim­bangkan untuk melepas saham simpanan atau “treasury stock” untuk mendukung likuiditas keuangan dalam rangka menjalankan proyek. Batas waktu ‘treasury stock’ periode pertama dari hasil pembelian kembali (buy back) saham pada 2013 lalu jatuh pada tahun 2016 ini.

“Namun kita belum jual, kalau nanti dibutuhkan, dipertimbangkan untuk dijual,” ujar Sekertaris Perusahaan PTBA, Adib Ubaidillah di Jakarta. Ia mengemukakan, belum dile­pasnya saham itu dika­re­nakan secara regulasi masih memung­kinkan bagi perseroan untuk menahan saham “treasury stock” hingga 2 tahun mendatang. “Perseroan masih bisa ‘lock’ saham itu hingga 2 tahun ke depan, berarti bisa dilepas pada 2018 nanti,” katanya.

Dalam beberapa tahun men­datang, Adib Ubaidillah juga me­nge­mukakan, pihaknya mem­per­timbangkan untuk menerbitkan obligasi global atau “global bond”. Penerbitan obligasi tersebut untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dan pengembangan pembangkit listrik dengan total kapasitas 5.000 MW dengan kebutuhan dana hingga mencapai 2,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp32 triliun (kurs Rp13.000).

“Kalau bicara dana sebesar 2,5 miliar dolar AS, kita juga punya beberapa pertimbangan untuk memenuhi jumlah itu seperti pinjaman dan penerbitan obligasi global, tergantung biayanya yang paling murah,” katanya.

Pada 2017 nanti, lanjut dia, per­seroan menargetkan dapat mem­bangun dan mengembangkan pembangkit listrik dengan total kapasitas 1.200 MW. Dalam mendanai proyek, komposisi pendanaan perseroan yakni pinjaman 70 persen, dan sisanya didapat dari ekuitas. “Untuk mendanai proyek, rata-rata rasio hutang terhadap ekuitas (DER) yakni 70 persen pijaman dan 30 ekuitas,” ucapnya.

Ia menjelaskan, pihaknya merencanakan pembangunan kontruksi proyek pembangunan PLTU Mulut Tambang Banko Tengah 2×620 MW atau Sumsel 8 pada 2017 senilai 1,59 miliar dolar AS. Saat ini, ia memaparkan, PTBA memiliki dana kas sebesar Rp3 triliun, ditambah dana ekuiti dari “treasury stock” hampir mencapai Rp3 triliun. Dengan demikian, dana perseroan itu sepadan hampir Rp6 triliun. (ant)

Close Ads X
Close Ads X