Jakarta | Jurnal Asia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (4/3), ditutup melemah sebesar 26,56 poin seiring pelaku pasar yang kembali melakukan aksi lepas saham untuk merealisasikan keuntungan.
IHSG BEI ditutup melemah 26,56 poin (0,49 persen) menjadi 5.448,05. Sementara kelompok 45 saham unggulan(indeks LQ45) turun 6,59 poin (0,69 persen) ke level 946,51.Senior Fund Manager BNI Asset Management, Hanif Mantiq, mengatakan setelah harga saham-saham di dalam negeri mengalami “rally” penguatan beberapa hari terakhir ini, sebagian pelaku pasar mengambil kesempatan untuk melakukan aksi ambil untung.
“Hal itu wajar, namun potensi pelaku pasar kembali melakukan aksi beli masih cukup kuat karena kondisi ekonomi Indonesia secara fundamental masih sangat bagus,” ujarnya.
Di sisi lain, ia menambahkan aksi lepas saham oleh pelaku pasar saham itu juga dikarenakan data pengangguran Amerika Serikat yang cenderung mengalami tren penurunan sehingga memicu ekspektasi penurunan suku bunga AS (fed fund rate) kembali muncul di pasar keuangan.
“Sebagian investor menarik sebagian dananya mengantisipasi sentimen AS itu, namun selama Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang kuat, dana asing akan tetap mengalir ke dalam negeri,” katanya.
Analis HD Capital, Yuganur Wijanarko, menambahkan keadaan jenuh beli pasca kenaikan IHSG BEI secara berkelanjutan selama beberapa hari terakhir ini membuat keadaan pasar saham di dalam negeri masuk dalam fase konsolidasi sehingga memperlambat momentum kenaikan.“Namun, koreksi saat ini dapat dijadikan momentum untuk pelaku pasar untuk kembali melakukan akumulasi,” katanya.
Tercatat transaksi perdagangan saham di BEI sebanyak 210.967 kali dengan volume mencapai 3,97 miliar lembar saham senilai Rp4,55 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 90 saham, yang melemah 223 saham, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 86 saham. (ant)