Jakarta – PT Astra International Tbk (ASII) berkomitmen akan kembali menanamkan modal pada PT Bank Permata Tbk (BNLI) melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD)atau rights issue yang akan dilakukan Bank Permata tahun ini sebesar Rp3 triliun.
Direktur Independen Astra Internasional, Gunawan Geniusaharja mengungkapkan, sebagai pemegang saham di Bank Permata tentu pihaknya akan ikut berpartisipasi dalam righst issue tersebut.
Seperti diketahui, Astra International tercatat menggenggam 44,56 persen saham Bank Permata, sedangkan Standard Chartered memiliki 44,56 persen, dan sisanya 10,88 persen dimiliki oleh publik.
Menurut Gunawan, suntikan modal ini perlu dilakukan agar rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Permata bertahan pada posisi 16 persen. Dengan demikian, Astra International berharap, kondisi Bank Permata bisa jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu.
“Tahun lalu, kan ada penambahan modal Rp5,5 triliun untuk Bank Permata dari rights issue, tahun ini tambah lagi,” terang Gunawan, Jumat (24/2).
Untuk diketahui, perusahaan mencatat rugi bersih hingga Rp6,48 triliun pada tahun lalu. Kondisi ini berbanding terbalik jika dibandingkan dengan tahun 2015, di mana Bank Permata meraih laba Rp247,1 miliar.
Bank Permata membukukan pendapatan senilai Rp8,3 triliun, pengeluaran Rp4,7 triliun, serta laba sebelum pencadangan Rp 3,6 triliun. Pendapatan bunga perseroan sepanjang tahun lalu juga menurun hingga 5,05 persen dari Rp6,49 triliun di 2015 menjadi Rp6,16 triliun di 2016.
Direktur Utama Astra International ,Prijono Sugiarto menerangkan, komitmennya untuk ikut berpartisipasi menanamkan modal pada Bank Permata dan tidak akan melepas sahamnya di Bank Permata.
“Nggak kami lepas. Sebagai pemegang saham harus ada komitmen jangka menengah dan panjang ya,” terang Prijono.
Ia mengakui, tahun lalu memang bukan kondisi yang baik bagi Bank Permata. Maka dari itu, Bank Permata melakukan dua kali rights issue, di mana salah satunya sudah dilakukan tahun lalu. (
cnn)