Demi 1 Juta Rumah, SMF Ajak Investor Ambil EBA-SP

Pekerja mengaduk adonan semen untuk membangun rumah di kawasan perumahan yang masuk dalam Program Sejuta Rumah di Kedungkandang, Malang, Jawa Timur, Senin (30/11). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat pada akhir bulan November 2015, sudah terselesaikan sebanyak 627.895 unit rumah dari target Program Sejuta Rumah untuk kelompok sasaran Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/aww/15.

Jakarta – Demi mendukung program satu juta rumah yang telah dicanangkan pemerintah, PT Sarana Multigiriya Finansiai (Persero) menggelar sosialisasi instrumen efek beragun aset berbentuk surat partisipasi (EBA-SP) kepada pelaku jasa keua­ngan.

EBA-SP sendiri telah tercantum dalam POJK No.23 tahun 2014, tentang pedoman penerbitan pelaporan efek beragun aset berbentuk surat partisipasi dalam rangka pembiayaan sekunder perumahan.

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengungkapkan, so­sialisasi ini merupakan salah satu upaya aktif SMF dalam rang­ka memberikan informasi dan pemahaman terkait instrument EBA-SP kepada pelaku jasa keuangan.

“Kami berharap sosialisasi ini dapat mendukung pengemba­ngan Pasar Pembia­yaan Sekunder Perumahan (PPSP), demi men­dukung program satu juta rumah yang telah dicanangkan oleh Pemerintah,”kata Ananta Wiyogo, Selasa (21/3).

Ananta mengajak semua in­vestor untuk dapat mengambil bagian dalam EBA-SP, yang me­­rupakan salah satu sumber pem­biayaan perumahan, demi ter­wujudnya kepemilikan rumah yang layak dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia.

Dia berharap, kalangan penya­lur KPR terutama Perbankan tidak ragu-ragu lagi untuk me­lakukan sekuritisasi tagihan KPR untuk memperoleh dana jangka pan­jang. Pasalnya, karena Pemerintah telah menyediakan institusi yang khusus untuk memfasilitasinya.

“Demikian para investor ju­ga semakin confidence untuk berinvestasi di SMF dalam bentuk EBA – SP sebagai pembiayaan sekunder perumahan,” ungkap Ananta.

Program Satu Juta Rumah, yang dicanangkan oleh Pe­me­rintah membutuhkan dukungan semua pihak karena program ini membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Oleh karenanya kedua sisi, baik penyediaan rumah maupun pembiayaan perumahan menjadi concern Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan.

Menurutnya masyarakat ke­las menengah ke bawah, memer­lukan angsuran yang terjangkau dengan jumlah yang tetap, haI tersebut dapat dicapai dengan dua hal, yaitu tenor pinjaman yang panjang sehingga angsuran lebih rendah, dengan demikian didapatkan sumber dana jangka panjang.

”Selain itu tingkat suku bu­nganya tetap sehingga besar­­nya angsuran juga tetap,” paparnya.

(oz)

Close Ads X
Close Ads X