Presiden Jokowi Dorong Investasi ke Produksi Barang Subtitusi Impor

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar investasi yang masuk ke Tanah Air difokuskan pada industri yang memproduksi barang substitusi impor. “Apa yang difokuskan untuk investasi, substitusi barang impor fokus kita,” kata Presiden Jokowi saat memberikan kata kunci dalam Sarasehan “100 Ekonom Indonesia” di Jakarta, Selasa (6/12).

Presiden menyebutkan dirinya sudah memerintahkan tim ekonomi pemerintah khususnya BKPM untuk mengejar target masuknya investasi sebesar Rp670 triliun pada 2017. “Harus dikejar juga target 2018 sebesar Rp840 triliun, keinginan kita. Kalau dijumlah maka nilai investasi akan mencapai 45 perse dari PDB kita sehingga menjadi triger ekonomi kita,” kata Jokowi.

Ia menyebutkan dalam laporannya, Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia baik. “Itu merupakan sebuah informasi yang baik, tapi tidak usah senang dulu,” katanya.

Ia menyebutkan sebagian risiko ekonomi Indonesia berasal dari faktor eksternal seperti ketidakpastian kebijakan ekonomi AS termasuk kebijakan suku bunga dan melemahnya ekonomi Tiongkok. Menurut Jokowi, hal terpenting yang harus dilakukan adalah menarik investasi masuk ke Indonesia sebesar-besarnya. “Saya sudah beri perintah jelas kepada tim ekonomi untuk mengejar target investasi 2017 dan 2018,” kata Presiden.

Menurut dia, untuk memberi kepercayaan dan kepastian kepada investor, maka pemerintah melakukan perubahan berbagai kebijakan. “Saya meyakini investasi akan masuk ke Indonesia baik petrochemical, baja, migas, pembangkit listrik,” katanya.

Mantan gubernur DKI Kakarta itu menyebutkan pada 2017 banyak investor yang akan melakukan “financial closing” sehingga arus investasi masuk makin meningkat. Selain investasi, menurut Presiden, pemerintah juga memberi perhatian besar kepada sektor pariwisata yang akan menyerap jumlah tenaga kerja dalam jumlah besar.

Pada 2015, pemerintah telah menetapkan 10 ‘Bali baru’ yang akan terus dikembangkan. “Itu sudah ada tinggal dibangun infrastruktur, membangun produk support yang diperlukan, membangun positioning, kemasan, deferensiasi, dan promosi besar-besaran,” katanya.

Presiden menyebutkan promosi pariwisata sudah dilakukan secara internasional antara lain di Eropa dan Amerika Serikat. “Dari 10 “Bali baru” itu, tiga-empat sudah siap menerima kunjungan wisman, sisanya masih perlu dukungan infrastruktur, inilah yang harus dikejar dengan ‘jurus’ apa pun,” katanya.

Ia menyebutkan Indonesia juga harus menggarap wisatawan asal Tiongkok karena setiap tahun ada 150 juta turis dari negara itu. Saat ini Eropa dan AS menjadi penyerap terbesar wisman Tiongkok.

“Mengapa kita tidak menarik mereka, sudah ada kerja sama kita dengan mereka untuk menarik mereka, tinggal datangkan peswat ke sana untuk mendatangkan mereka ke sini,” kata Presiden Jokowi. (ant)

Close Ads X
Close Ads X