Pertumbuhan Ekonomi Sumut Terkoreksi 0,04-0,1% Akibat Virus Corona

 

Kepala BI Perwakilan Sumut, Wiwiek Sisto Widayat.Netty

Medan | Jurnal Asia
Merebaknya virus Corona (Covid19) menyebabkan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara (Sumut) tahun 2020 terkoreksi 0,04% hingga 0,1% dari proyeksi baseline-nya sebesar 5,1-5,5%. Koreksi ini dilakukan karena penyebaran virus Corona ikut mempengaruhi kinerja ekspor dan investasi yang notabene penyokong ekonomi Sumut.

Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan, koreksi pertumbuhan ekonomi Sumut tidak terlepas dari posisi Cina yang merupakan lokomotif dunia. Banyak negara yang mengekspor produk-produk ke Cina dan sekarang harus terhenti akibat penyebaran virus Corona. Tidak heran, ekonomi Cina pun bakal terpuruk karena virus ini.

“Jadi sudah dihitung, jika pertumbuhan ekonomi Cina turun 1%, maka ekonomi Indonesia akan terkoreksi 0,3%. Itu juga menjadi patokan untuk koreksi pertumbuhan ekonomi Sumut sebesar 0,04-0,1%, lebih rendah dari nasional,” katanya, Kamis (27/2/2020).

Wiwiek mengatakan, dampak Covid19 akan terlihat di semester I tahun ini. Dampaknya ke Sumut bukan hanya dari Cina tapi juga negara-negara lain yang kini juga ‘dihantui’ virus Corona.

Kata Wiwiek, koreksi dilakukan karena virus Corona ini berdampak terhadap kinerja ekspor, sektor pariwisata dan investasi. Dengan pembatasan impor dan penghentian penerbangan dari dan ke Cina, sangat mempengaruhi sektor pariwisata. Apalagi Sumut juga masih mengandalkan wisatawan mancanegara (wisman) asal Cina untuk berkunjung, selain dari negara-negara ASEAN.

Pengamat ekonomi dari Universitas Sumatera Utara (USU), Wahyu Ario Pratomo, mengatakan, koreksi perekonomian Sumut yang berada di sekitar 0,04% hingga 0,1% cukup realistis. “Terlebih mengingat global juga mengalami perlambatan akibat perekonomian Cina yang ditaksir hanya tumbuh 5,6% oleh IMF. Sedangkan perekonomian nasional diperkirakan tumbuh di bawah 5%,” katanya.

Bagi Sumut, merebaknya virus Corona diharapkan tidak begitu mempengaruhi perekonomian, kecuali pariwisata akibat berkurangnya kedatangan wisman asal Cina. Potensi lain yang dapat terganggu adalah ekspor Sumut ke Cina khususnya produk turunan kelapa sawit. Namun saat ini pemerintah juga berupaya untuk melakukan kebijakan untuk mengurangi ketergantungan ekspor CPO melalui produksi bahan bakar bio diesel B-30.(nty)

Close Ads X
Close Ads X