Perang Dagang AS dan Tiongkok Berkepanjangan, Rugikan Ekspor Sumut

 

Kegiatan peti kemas di Pelabuhan Belawan.Netty

Medan | Jurnal Asia
Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang berkepanjangan semakin berdampak negatif terhadap kinerja ekspor Sumatra Utara (Sumut).

Perang dagang yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok hingga negara tersebut mengurangi permintaan bahan baku industri, berimbas besar terhadap Sumut. Pasalnya, bahan baku industri Tiongkok berasal dari ekspor komoditas asal Indonesia khususnya Sumut.

Pengamat ekonomi dari Universitas Sumatra Utara (USU), Wahyu Ario Pratomo, mengatakan, ekspor Sumut memang masih didominasi produk industri hasil perkebunan seperti minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan karet.

“Jadi ketika ada penurunan permintaaan, langsung berdampak besar terhadap kinerja ekspor Sumut. Apalagi, Cina masih menjadi salah satu negara tujuan utama kita. Itu yang membuat ekspor sektor industri turun sangat dalam,” ucapnya.

Wahyu mengatakan, jika pemerintah bisa memaksimalkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, harusnya kerugian Sumut akibat Perang dagang antara AS dan Cina tidak sebesar ini. Karena dalam 10 bulan saja, nilai ekspor Sumut yang turun hampir mencapai USD 1 miliar.

“Tentu ini turut berdampak juga terhadap perekonomian Sumut. Karena ekspor masih berkontribusi besar terhadap perekonomian daerah ini,” pungkasnya.(nty)

Close Ads X
Close Ads X